BERBICARA DI DEPAN UMUM

 

 

MODUL KAPITA SELEKTA KOMUNIKASI

Berbicara di Depan Umum

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fakultas

Program Studi

Tatap Muka

Kode MK

Disusun Oleh

 

 

Ilmu Komunikasi

Public Relations

10

 

Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom.

 

 

 

Abstract

Kompetensi

 

 

Membahas mengenai tehnik berbicara di depan umum

 

Diharapkan setelah pembahasan, mahasiswa memahami dan bisa mempraktekkan cara berbicara di depan umum

 

 

Berbicara di depan umum

Pendahuluan :

 

Semua orang dapat, tetapi tidak semua orang dapat berbicara dengan lancar & menarik didepan umum .Pelajaran ini lebih memusatkan perhatian  “ bagaimana anda berbicara atau menyampaikan gagasan “. Sebelum masehi lahirlah istilah retorika   ( keahlian berbicara atauberpidato ) dan dalam perkembangannya mengenal 3 bentuk :

Demi penemuan kebenaran ( Socrates )
Retorika digunakan demi kebenaran melalui dialog
Plato sebagai pendidik mengatakan retorika penting sebagai Metode pendidikan Alat untuk mencapai kedudukan dalam pemerintahan Alat mempengaruhi rakyat ,Aristoteles mengajarkan dalam retorika orang harus mengatakan dengan jelas,singkat dan meyakinkan .
Demi kekuasaan / kemenangan saja ( filsafat Sophisme )
manusia ialah “ mahluk yang berpengetahuan & kemauan “
Masing-masing manusia mempunyai penilaian sendiri mengenai baik buruknya sesuatu
Kebenaran suatu pendapat hanya dapat dicapai dengan memenangkan pendapatnya.
Hal ini bisa tercapai kalau memiliki keahlian berbicara
Inti : kebenaran suatu pendapat hanya dapat dibuktikan bila mencapai kemenangan dalam pembicaraan
Sebagai alat persuasi ( Scientific rhetoric )

 

Seringkali retorika dianggap negatif, hal ini dikarenakan retorika bisa diartikan sebagai seni propaganda. Propaganda menggunakan kata-kata indah dan bagus namun seringkali disangsikan kebenarannya. Sedangkan pengertian retorika sebenarnya adalahpemekaran bakat-bakat tertinggi manusia, yakni rasio dan cita rasa lewat bahasa selaku kemampuan berkomunikasi dalam media pikiran, dimana pemimpin harus memiliki kemampuan mengotak-atik otak, sehingga keputusannyadapat diterima oleh karyawan atau audiens.

 

 

 

 

Tokoh-Tokoh Retorika

1.
James A. Winans

Winans adalah pendiri “ Speech Communication Association of America “.Winans mengatakan tindakan ditentukan oleh perhatian. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan kemampuan persuasif. Menurut Winans, penting untuk membangkitkan emosi melalui motif-motif psikologi, antara lain :

a.
Kepentingan pribadi, melalui hal-hal yang langsung berkaitan dengan para pendengarnya bisa membangkitkan emosi dan secara psikologis dapat dipengaruhi.
b.
Kewajiban Sosial
c.
Kewajiban agama
2.
Charles Henry Woolbert

Charles memandang Speech Communication sebagai ilmu tingkah laku, dimana Pidato merupakan ungkapan kepribadian. Dasar utama persuasi adalah logika.Menurut Charles dalam menyusun pidato harus memperhatikan :

a.
Teliti tujuannya
b.
Ketahui khalayak dan situasinya
c.
Tentukan proposi yang cocok dengan khalayak dan situasi tersebut
d.
Pilih kalimat-kalimat yang dipertalikan secara logis
3.
William Noorwood Brigance

William menekankan faktor keinginan sebagai dasar persuasi , dimana persuasi

Persuasi meliputi 4 unsur :

a.
Rebut perhatian pendengar
b.
Usahakan pendengar untuk mempercayai kemampuan & karakter anda
c.
Berdasarkan pemikiran & keinginan
d.
Kembangankan setiap gagasan sesuai dengan sikap pendengar
4.
Alan H. Monroe

Monroe melihat retorika berdasarkan motivasi, dimana ia melakukan penelitian proses motivasi. Monroe menjelaskan cara organisasi pesan yang harus disusun berdasarkan proses berpikir manusia yang disebut : motivated sequence

 

Dari pemahaman para ahli retorika maka dapat disimpulkan, bahwa public speaking bisa diartikan sebagai berbicara di depan umum. Tidak hanya berbicara saja tetapi bagaimana bisa menyampaikan pesan atau gagasan yang ingin diketahui oleh audiens.

 

 

 

Menurut Aristoteles ada tiga poin utama sebagai dasar berbicara :

1.
Topik yang dibicarakan,
2.
Siapa yang diajak bicara
3.
Menyusun menurut awal, tengah dan akhir yang berfungsi untuk menarik minat pendengar dan memperkenalkan topik yang dibicarakan dengan tujuan supaya pendengar tertarik dan mau mendengarkan pembicaraan lebih lanjut.
a.
Bagian awal
Menarik minat pendengar
Memperkenalkan topik yang dibicarakan.
Tujuannya agar pendengar tertarik untuk mendengarkan pembicaraan lebih lanjut
b.
Bagian tengah
Berfungsi untuk menyajikan
Topik dibicarakan secara lebih dalam lagi
Tujuannya agar pendengar makin berminat mendengarkan sampai akhir
c.
Bagian Akhir
Merangkum topik yang telah dibicarakan ke dalam fakta-fakta yang menguatkan
Tujuannya agar terkesan ada hasilnya & ada kelanjutannya

 

Kendala utama yang menyebabkan orang susah berbicara di depan umum adalah timbulnya kecemasan dalam berkomunikasi seperti :

1.
Tidak tahu apa yang harus dilakukan
2.
Bagaimana memulai pembicaraa
3.
Tidak dapat memperkirakan apa yang diharapkan pendengar
4.
Kecemasan bukan saja untuk pemula tetapi juga untuk pembicara terkenal.( berhadapan dengan situasi asing atau tidak siap untuk berbicara )

 

Terdapat dua cara untuk mengendalikan kecemasan, yaitu jangka panjang dan jangka pendek. Metode jangka panjang mengharuskan untuk kita berangsur-angsur mengembangkan keterampilan, antara lain melalui latihan terus menerus. Peningkatkan

1.
Metode jangka panjang
Berangsur-angsur mengembangkan keterampilan
Meningkatkan pengetahuan public speaking
Meningkatkan pengetahuan dengan disiplin ilmu lainnya.
2.
Metode Jangka Pendek , latihan untuk berbicara sesering mungkin dengan setiap saat menggunakan kesempatan yang tersedia berbicara di depan umum

 

Audience atau pendengar juga melihat kredibilitas dari komunikator. Penyebab Komunikator Memiliki Kredibilitas antara lain adalah :

1.
Berdasarkan latar belakang pendidikan dan pengalaman  
2.
Pendengar menyukai atau menerima gagasan yang dikemukakan pembicara
3.
Pendengar tertarik pada pembicara yang jujur,sopan dan telah banyak berbuat untuk masyarakat
4.
Pendengar tertarik karena yang dibicarakan adalah untuk kepentingan mereka

 

Sebelum melakukan public speaking, maka komunikator bisa menganalisis situasi terlebih dahulu. Hal ini untuk memahami dan mengenal situasi, sehingga bisa mengurangi rasa kecemasan. Hal pertama yang perlu dianalisa adalah Jenis pertemuan, apakah formal atau non formal.

Jika Formal, maka bahasa yang digunakan juga harus formal, begitu juga sebaliknya jika acara bersifat non formal. Selanjutnya adalah menganalisi dalam rangka apa kita berbicara di depan umum dan juga tujuan dari pertemuan tersebut.  Selain jenis pertemuan, maka kita juga harus menganalis waktu pertemuan. Dengan menganalisis waktu dan durasi kita berbicara, maka bisa menyesuaikan isi pembicaraan.

Tempat pertemuan juga menjadi penting untuk diperhatikan, apakah acara terebut di outdoor atau indoor. Jika di outdoor maka membutuhkan alat bantu berupa suara pengeras. Secara umum bisa digambarkan sebagai berikut :

 

Jenis pertemuan
dalam rangka apa pertemuan diselenggarakan
Tujuan pertemuan
Sifat pertemuan
Tempat pertemuan
Outdoor / indoor
Suasana
Fasilitas
Waktu pertemuan
Waktu
Durasi
Apakah waktu sama dengan peringatan keagamaan
Apakah waktu sama dengan hari sibuk lain
Waktu pertemuan apakah tanggal muda atau tua

Menganalisis publik :

Jumlah
Usia
Jenis kelamin
Pekerjaan
Pendidikan

 

Setelah kita mengetahui analisa situasi , maka selanjutnya adalah menentukan Tujuan, tujuan bisa dibedakan :

Menurut Jalaluddin Rakmat :
Memberitahukan ( informatif )
Mempengaruhi ( persuasif )
Menghibur ( kreatif )
Menurut  G. Sukadi dapat dibedakan dalam 5 tujuan :
Tujuan memberitahu
Tujuan mendorong
Tujuan meyakinkan
Tujuan bertindak
Tujuan menghibur

 

Topik dibedakan dalam 5 Tujuan ( G. Sukadi )

Tujuan memberitahu
Tujuan mendorong
Tujuan menyakinkan
Tujuan bertindak
Tujuan menghibur

 

Selanjutnya adalah menentukan topik , topik bisa dibuat berdasarakan :

1.
Pengalaman pribadi
2.
Hobi dan keterampilan
3.
Pengalaman pekerjaan
4.
Pelajaran
5.
Pendapat pribadi
6.
Peristiwa hangat
7.
Kilasan biografi
8.
Kejadian khusus
9.
Minat khalayak

 

Contoh :

Topik: Faedahnya memiliki sifat pemaaf

Judul: Pemaaf sumber kebahagiaan

Tujuan umum: Informatif

Tujuan khusus: Pendengar mengetahui bahwa :

* sifat dendam menimbulkan gangguanjasmani dan rohani

* sifat pemaaf menimbulkan ketentraman  jiwa dan kesehatan.

 

 

Jenis – Jenis Metode Penyajian

 

Public Relations Officer harus mampu berpidato di depan umum. Ada beberapa metode penyajian antara lain :

1.
Metode Naskah ( Manuskrip ) : metode manuskrip adalah pembicara membawa naskah yang dibuat secara lengkap. Pada metode ini dibutuhkan ketelitian dalam pembicaraan supaya tidak terkesan seperti membaca. Ada kelebihan dan kelemahan dari metode manuskrip, yaitu :
b.
Kelebihan

Keinginan pembicara terungkap lancar , karena sudah memiliki konsep yang dituliskan secara lengkap, sehingga gagasan lengkap dari awal sampai akhir tidak ada yang terlewat. Metode ini sangat cocok untuk pemula.

c.
Kelemahan

Karena bergantung pada naskah menyebabkan komunikator menjadi kurang komunikatif . Dimana penyampain terkesan kaku dan menjadi tidak menarik. Hal ini bisa terjadi karena komunikator terpaku pada naskah. Hal ini menyebabkan komunikator tidak dapat menyesuaikan dengan reaksi audience.

 

Hal yang perlu dilakukan dalam metode naskah adalah tidak terlalu bergantung pada naskah, pahami isi materi sehingga bisa berinteraksi dengan audience.

2.
Metode Hafalan ( Memoriter )

Metode hafalan adalah metode dimana menggunakanNaskah yang telah disiapkan, dan kemudiandihafalkanKalimat-kalimat tidak harus sama dengan naskah, tetapi isinya sama. Metode ini juga memeliki kelebihan dan kelemahan, yaitu :

a.
Kelebihan

Jika naskah pendek, maka akan lebih Lancar , sehingga dapat memandang audienceTidak menemui kesalahan , karena materi sudah jelas

b.
Kelemahan

Jika naskah panjang dan jika lupa maka akan menggagalkan pidato. Kemudian secara psikologis sesuatu yang dihafalkan akan membuat cara berbicara menjadi cepat dan tidak dapat menyesuaikan dengan reaksi audience.

Hal yang perlu dilakukan dalam metode hafalan adalah berusaha untuk tenang dan bisa mengatasi situasi dan menentukan tempo berbicara, agar tidak terlalu cepat. Naskah tetap disiapkan jika lupa bisa melihat kembali poin-point pembicaraan.

 

3.
Metode Spontanitas ( Impromptu )

Metode ini pembicara tidak menyiapkan & membaca naskah , artinya Pidato tidak dipersiapkan . Pembicara hanya memikirkan masalah apa yang ingin dibicarakan. Metoide ini cocok untuk yang sudah sering bicara dan ahli dalam beberapa hal. Metode ini memiliki kelebihan yaitu pembicaraan menjadi segar dan menarik jika terdapt improvisasi. Namun, bagi pemula bisa membuat pembicaraan menjadi kurang lancar dan bisa menyebabkan pidato tidak dapat dilanjuykan.

 

4.
Metode Menjabarkan Kerangka ( Ekstemporer )

Metode ini menyiapkan pokok-pokok isi pidato dan menyusunnya kerangka . Bukan naskah utuh, namun adanya catatan khusus , dimana Pidato dapat dikembangkan. Kelebihan dari metode ini adalah isi pidato tidak terlupakan, lebih komunikatif karena bisa berinteraksi dengan audience dan penyampaian tetap berurut. Namun tangan menjadi kurang bebas karena memegang catatan dan terkesan kurang siap, jika kita tidak bisa mengembangkan isi materi.

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Cutlip, Scott M.Allen H. Center & Glen M. Broon, “ Effective Public Relations”, Kencana

Prenada Media Group, Jakarta 2006

 

F. Rachmadi, Public Relations dalam Teori dan Praktek, PT Gramedia, 1996

 

Fraser P. Seitel, The Practice of Public Relations, edisi keenam, Prentice Hall, 1995

 

Grunig, James E., Excellene in Public Relations and Communications     Management, Lawrence

Erlbaum, New Jersey, 1992

 

Jefkins, Frank, Public Relations, Edisi Empat, Penerbit Erlangga, 1995

 

Rakhmat, Jalaludin “ Retorika Modern, pendekatan praktis”, Penerbit PT. Rosda karya, Bandung

 

 

 

2013

 

Kapita selekta Komunikasi

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

 

 

Yuni Tresnawati, S.Sos., M.Ikom

http://www.mercubuana.ac.id

 

Komentar