Dasar-Dasar Logika :
Secara sederhana logika dapat didefinisikan sebagai studi tentang metoda dan prinsip-prinsip penalaran yang tepat. Artinya, logika tidak mempelajari seluruh aktivitas berpikir, melainkan hanya menelaah apakah penalaran itu benar atau tidak benar.
Untuk menentukan penalaran yang benar atau tidak benar, haruslah melalui uji kesahihan dengan prinsip dan kaidah-kaidah logika yang harus diikuti. Karena logika memiliki prinsip dan kaidah untuk menjelaskan dan menunjukkan penalaran mana yang benar dan tidak benar.
Meski Logika lahir bersamaan dengan filsafat, namun kali pertama dikenalkan oleh Aristoteles (382-322SM) sebagaimana yang ditulis oleh murid-muridnya. Logika Aristoteles menggunakan lambang berupa bahasa ini disebut pula sebagai logika klasik atau tradisional. Dalam perkembangannya, logika menggunakan lambang berupa simbol-simbol dengan menerapkan prinsip-prinsip matematika dikenal dengan nama logika modern.
Karya Aristoteles tentang logika yang paling penting adalah silogisme, yaitu argumen yang terdiri dari tiga bagian yang disebut dengan premis mayor, premis minor dan kesimpulan. Dalam perkembangannya, silogisme memilki banyak ragamnya.
Aristoteles berpendapat, bahwa semua kesimpulan deduktif, jika dikemukakan dengan cermat bersifat silogistik. Karena itulah, dengan memaparkan semua jenis silogisme yang valid dan menyusun semua argumen yang bersifat silogistik, maka akan terhindar dari kemungkinan melakukan kesalahan.
Apa yang diungkapkan Aristoteles merupakan awal dari berkembangnya logika formal. Ada sejumlah kritik terhadap logika formal, yaitu :
1. Cacat formal dari sistemnya itu sendiri : kesalahan formal adalah murni kesalahan dalam metafisika dan teori pengetahuan.
2. Penilaian yang berlebihan terhadap silogisme. Ini bila dibandingkan dengan bentuk argumen deduktif lainnya.
3. Penilaian berlebihan terhadap deduksi sebagai bentuk argumen.
Meski banyak kritik yang dilontarkan kepada logika Aristoteles, namun apa yang telah ditulis merupakan sumbangan besar untuk perkembangan pengetahuan manusia.
Manfaat Logika :
Logika adalah studi tentang penalaran yang benar dan tepat memiliki sejumlah manfaat bagi yang mempelajarinya, yaitu:
a. Membantu dalam menginterpretasikan secara tepat fakta dan persepsi
b. Membantu dalam melacak penalaran sesat dan tidak logis dan menunjukkan letak kesalahannya.
c. Membantu dalam mengembangkan pemikiran ilmiah dengan tetap setia pada kebenaran.
d. Memandu dalam proses penarikan kesimpulan.
Macam-macam Logika:
A. Logika dilihat dari kemampuan
1. Logika Kodrati
Kemampuan logika yang dimiliki semua manusia dan merupakan bawaan sebagai makhluk berakal budi.
2. Logika Ilmiah
Kemampuan logika yang diperoleh dari proses belajar secara khusus.
B. Logika dilihat dari sejarah
1. Logika Tradisional, yaitu logika yang diperkenalkan Sokrates dan pengikutnya. Logika ini menggunakan lambang atau simbol-simbol berupa bahasa.
2, Logika Modern, yaitu logika yang menggunakan simbol-simbol matematika atau non bahasa.
C. Logika dilihat dari bentuk dan isi :
1. Logika Formal , yaitu logika yang hanya membahas kebenaran dari segi bentuk. Kevalidan atau kebenaran dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan premis-premis, maka bilamana premisnya salah, maka dipastikan kesimpulannya salah.
2. Logika Material, yaitu logika yang membahas kebenaran dilihat dari isinya. Artinya, argumen itu akan dinyatakan benar, manakala isi yang ada dalam argumen tersebut sesuai dengan kenyataannya.
D. Logika dilihat dari cara penarikan kesimpulan.
1. Logika Induktif, dikenal juga metode induktif. Artinya, kebenaran itu diambil dari hal-hal yang bersifat khusus dan ditarik satu kesimpulan yang umum.
2. Logika Deduktif, yaitu logika yang didasarkan pada kebenaran yang bersifat umum dan ditarik sebuah kesimpulan yang bersifat khusus.
Bahan Bacaan :
- E Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta, 1999
- F Warsito Djoko S, Logika, Indeks, Jakarta, 2011
- Bertrand Rusell, Sejarah Filsafat Barat, Pustaka Pelajar, 2004
Secara sederhana logika dapat didefinisikan sebagai studi tentang metoda dan prinsip-prinsip penalaran yang tepat. Artinya, logika tidak mempelajari seluruh aktivitas berpikir, melainkan hanya menelaah apakah penalaran itu benar atau tidak benar.
Untuk menentukan penalaran yang benar atau tidak benar, haruslah melalui uji kesahihan dengan prinsip dan kaidah-kaidah logika yang harus diikuti. Karena logika memiliki prinsip dan kaidah untuk menjelaskan dan menunjukkan penalaran mana yang benar dan tidak benar.
Meski Logika lahir bersamaan dengan filsafat, namun kali pertama dikenalkan oleh Aristoteles (382-322SM) sebagaimana yang ditulis oleh murid-muridnya. Logika Aristoteles menggunakan lambang berupa bahasa ini disebut pula sebagai logika klasik atau tradisional. Dalam perkembangannya, logika menggunakan lambang berupa simbol-simbol dengan menerapkan prinsip-prinsip matematika dikenal dengan nama logika modern.
Karya Aristoteles tentang logika yang paling penting adalah silogisme, yaitu argumen yang terdiri dari tiga bagian yang disebut dengan premis mayor, premis minor dan kesimpulan. Dalam perkembangannya, silogisme memilki banyak ragamnya.
Aristoteles berpendapat, bahwa semua kesimpulan deduktif, jika dikemukakan dengan cermat bersifat silogistik. Karena itulah, dengan memaparkan semua jenis silogisme yang valid dan menyusun semua argumen yang bersifat silogistik, maka akan terhindar dari kemungkinan melakukan kesalahan.
Apa yang diungkapkan Aristoteles merupakan awal dari berkembangnya logika formal. Ada sejumlah kritik terhadap logika formal, yaitu :
1. Cacat formal dari sistemnya itu sendiri : kesalahan formal adalah murni kesalahan dalam metafisika dan teori pengetahuan.
2. Penilaian yang berlebihan terhadap silogisme. Ini bila dibandingkan dengan bentuk argumen deduktif lainnya.
3. Penilaian berlebihan terhadap deduksi sebagai bentuk argumen.
Meski banyak kritik yang dilontarkan kepada logika Aristoteles, namun apa yang telah ditulis merupakan sumbangan besar untuk perkembangan pengetahuan manusia.
Manfaat Logika :
Logika adalah studi tentang penalaran yang benar dan tepat memiliki sejumlah manfaat bagi yang mempelajarinya, yaitu:
a. Membantu dalam menginterpretasikan secara tepat fakta dan persepsi
b. Membantu dalam melacak penalaran sesat dan tidak logis dan menunjukkan letak kesalahannya.
c. Membantu dalam mengembangkan pemikiran ilmiah dengan tetap setia pada kebenaran.
d. Memandu dalam proses penarikan kesimpulan.
Macam-macam Logika:
A. Logika dilihat dari kemampuan
1. Logika Kodrati
Kemampuan logika yang dimiliki semua manusia dan merupakan bawaan sebagai makhluk berakal budi.
2. Logika Ilmiah
Kemampuan logika yang diperoleh dari proses belajar secara khusus.
B. Logika dilihat dari sejarah
1. Logika Tradisional, yaitu logika yang diperkenalkan Sokrates dan pengikutnya. Logika ini menggunakan lambang atau simbol-simbol berupa bahasa.
2, Logika Modern, yaitu logika yang menggunakan simbol-simbol matematika atau non bahasa.
C. Logika dilihat dari bentuk dan isi :
1. Logika Formal , yaitu logika yang hanya membahas kebenaran dari segi bentuk. Kevalidan atau kebenaran dalam pengambilan kesimpulan berdasarkan premis-premis, maka bilamana premisnya salah, maka dipastikan kesimpulannya salah.
2. Logika Material, yaitu logika yang membahas kebenaran dilihat dari isinya. Artinya, argumen itu akan dinyatakan benar, manakala isi yang ada dalam argumen tersebut sesuai dengan kenyataannya.
D. Logika dilihat dari cara penarikan kesimpulan.
1. Logika Induktif, dikenal juga metode induktif. Artinya, kebenaran itu diambil dari hal-hal yang bersifat khusus dan ditarik satu kesimpulan yang umum.
2. Logika Deduktif, yaitu logika yang didasarkan pada kebenaran yang bersifat umum dan ditarik sebuah kesimpulan yang bersifat khusus.
Bahan Bacaan :
- E Sumaryono, Dasar-dasar Logika, Kanisius, Yogyakarta, 1999
- F Warsito Djoko S, Logika, Indeks, Jakarta, 2011
- Bertrand Rusell, Sejarah Filsafat Barat, Pustaka Pelajar, 2004
Komentar
Posting Komentar