ETOS KERJA ISLAM


A. Pendahuluan

Islam sangat menghargai kerja keras dan sangat tidak menyukai orang yang malas. Umat Islam harus mempunyai etos kerja  yaitu kerja sampai tuntas, bekerja sampai tuntas, bekerja dengan ikhlas, bekerja dengan jujur, bekerja dengan menggunakan teknologi, bekerja dengan berkelompok, bekerja dengan keras dan bekerja sebagai bentuk pelayanan. Bekerja di dunia, bagi umat Islam merupakan bekal di akherat kelak. Hidup di akherat kelak merupakan tujuan dan impian kesuksesan setiap  umat Islam. Kesuksesan di akhirat tersebut juga tidak terlepas dari kesuksesan di dunia melalui  ibadah dan amalan sebagaimana diajarkan dan mengharapkan ridho dari Allah SWT.

Iman kepada Allah tidak hanya yakin di dalam hati dan mengucap dalam perkataan, tetapi juga melaksanakan dalam perbuatan atau pekerjaan.Islam tidak menghendaki para pemeluknyaberpangku tangan mengharap belas kasihan dari orang lain tanpa upaya untuk berusaha mencarirejeki.

    

B. Pembahasan

1. Definisi

Etos kerja dapat diartikan sebagai pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mandapatkan hasil atau mencapai kesuksesan. Kita membahas etos kerja, karena bagi umat Islam dan mahasiswa pada khususnya sangat diperlukan. Islamadalah akidah, syariah dan amal. Hadi umat Islam tidak cukup hamya melakukan ibadah kepada Allah dan Rosul saja, tetapi juga dituntut untuk melakukan amal perbuatan berupa Bekerja sebagaimana yang ditentukan Allah SWT. Terkait hal ini, Rosul bersabda:

“Yang dinamakan iman itu ialah apabila kau menyakini di dalam hati, menyatakannya dengan lidah, dan melaksanakannya dengan perbuatan”( Al hadist ).

Islam mendidik pengikutnya agar cinta bekerja sebagaimana firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِفَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْتَعْلَمُونَ (الجمعة/62: 9)

“  Apabila telah ditunaikan sholat, maka beterbaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyak supaya kamu beruntung” ( QS Al-Jumuah:10 )

Allah dalam hal ini tidak mengharamkan manusia dalam bekerja untuk mencari rejeki yang banyak dan halal. Terkait dengan ini, Allah berfirman:

قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللَّهِ الَّتِي أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِقُلْ هِيَ لِلَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِكَذَلِكَ نُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (الأعراف/7: 32)

katakanlah”siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hambaNya dan siapa pulakah yang mengharamkan rejeki yang baik?” 

katakanlah :” semuanya itu disedikan bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus untuk mereka bekerja di hari kiamat. Demikian kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui”. ( QS Al-Araf:32 )

Islam memandang bahwa bekerja adalah bagian dari kewajiban dalam kehidupannya. Islammembenci pengangguran, kemalasan dan kebodohan, karena hal tersebut merupakan penyakit yang lambat laun dapat  mematikan kamapuan fisik dan berpikir manusia.

Rosullah bersabda:

“ Janganlah sekali-kali di antara kalian ada yang duduk-duduk dengan mencari karunia Allah, sambil berdoa, ” ya Allah, limpahkan karunia kepadaku”, padahal ia telah mengetahui bahwa langit tidak pernah menurunkan hujan emas dan perak” ( HR Bukhari Muslim ).

Rejeki Allah harus dicari di seluruh muka bumi yang sangat banyak ini dengan bekerja. Islam bukan hanya membenci orang yang malas dan menganggur, tetapi menghendaki umat Islam untuk bekerja, bahkan bekerja keras. Rosul mendorng umat Islam untuk bekerja, dan bahkan menggolongkan orang yang bekerja secara giat dan tangkas dalam kategori fisabillilah.


2. Tujuh Etos Kerja Muslim

a. Bekerja Sampai Tuntas

Pengertian bekerja dengan tuntas dapat diartikan bahwa pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan hasil yang sangat memuaskan, proses kerjanya juga baik, input atau bahan baku yang digunakan dalam bekerja juga efisien, dan semua tersebut dapat dilakukan apabila semua proses pekerjaan direncanakan dengan baik, dan dilaksanakan dengan baik dengan dukungan pengetahuan, keterampilan dan sikap ikhlas dalam melaksanakan pekerjaan. Rosulullah bersabda:

“Sesungguhnya Allah mencintai seseorang di antara kamu yang apabila mengerjakan suatu pekerjaan, dia rapikan pekerjaannya itu”.

Umat Islam dalam bekerja harus rapi. Bekerja rapi menuntut profesionalitas yang tinggi.pekerjaan yang rapi di samping menuntut pengetahuan dan keterampilan yang profesional juga menuntut kemampuan manajemen yang baik.  Pekerjaan yang rapi paling tidak membutuhkan perencanaan yang baik, menentukan orang-orang yang akan melaksanakan pekerjaan dengan memperhatikankompetensi dan komitmen, menentukan metode atau cara untuk menyelesaikan pekerjaan, menentukan bahan baku yang akan dipakai baik jumlah maupun kualitas, menentukan alat atau teknologi yang akan digunakan, menentukan anggaran atau biaya serta menentukan faktor  lingkungan yang sesuai dengan pekerjaan.


b. Bekerja Dengan Ikhlas

Islam memaknai tujuan bekerja tidak hanya duniawi tetapi juga dimensi jangka panjang yaitu kehidupan sesudah mati, dan harapan massuk surga. Oleh sebab itu, ukuran keberhasilan pekerjaan, tidak hanya kekayaan dan jabatan seperti orang sekuler, tetapi juga memperhatikan cara bekerja dan menggunakan hasil kerja baik berupa kekayaan maupun jabatan dengan cara yang baik dan benar, tidak merugikan orang lain, tidak menghalalkan segala cara dan mengikut aturan dan mencari ridho Allah SWT. Terkait dengan etos kerja ikhlas, nabi bersabda: “ Usaha dan bekerja yang paling baik ialah usaha dan bekerja dengan ikhlas dan bersih”.

Ikhlas adalah sikap untuk menerima dengan tulus hati. Bekerja adalah kewajiban dari Allah kepada kita, dan kita menerima kewajiban bekerja tersebut dengan ikhlas. Kerja keras adalah ladang ibadah bagi kita, tetesan keringat kita saat bekerja merupakan bagian dari rejeki kita, dan lelah kita dari bekerja semoga menjadi sarana pengugur dosa. Pekerjaan yang kita senangi biasanya dapat mendorong etos ikhlas, namun sulit bagi pekerjaan yang tidak kita senangi.


c. Bekerja Dengan Jujur

Bekerja dengan jujur dapat diartikan bekerja untuk mencapai tujuan dengan tidak berbohong, lurus hati, tidak berkhianat dan dapat dipercaya dalam ucapan maupun perbuatan. Setiap pekerjaan yang kita lakukan pasti akan dipertanggungjawabkan.

Maka pada dasarnya kita harus bekerja sebaik dan sejujur mungkin. Allah selalu mengawasi kita, sehingga sebenarnya tidak ada celah kita untuk korupsi waktu dengan santai-santai atau membolos, korupsi uang, menyelewengkan jabatan dengan kolusi dan nepotisme, serta berbagai bentuk kejahatan lainnya. Sebagaimana sabdanya : 

“ Barang siapa yang merampas harta orang lain, ia bukan termasuk golongan kami” “Barang siapa yang merampas sejengkal tanah, maka tanah itu akan dikalungkan kepadanya dari tujuh petala bumi” Rosulullah SAW juga melarang korupsi dan penggunaan uang korupsi untuk makan dan minum keluarganya, serta beramal dan perbuatan lainnya, sebagaimana sabda  Rosulullah “ Siapa saja orang yang memporoleh harta dengan jalan tidak halal dan menafkahkannya, maka ia dan hartanya itu tidak memperoleh berkah, dan apabila ia bersedekah tidak akan diterima dan sisanya menjadi bekal ke neraka. Sesungguhnya orang yang keji tidak dapat menghapus dosa orang yang keji” ( Taisiirul wushuul, juz 1 hlm 31).

Islam sangat menjunjung tinggi kejujuran, Islamsangat tidak menghendaki tindakan ketidakjujuran, dan ancaman tidak masuk surga.  


d. Bekerja Menggunakan Teknologi

Bekerja menggunakan teknologi dapat diartikan dalam melakukan pekerjaan menggunakan benda/alat yang dikembangkan manusia untuk memenuhi segala macam kebutuhan hidupnya. Teknologi memungkinkan pekerjaan dilakukan dengan cepat dan mudah, murah dan hasilnya memuaskan. Banyak contoh teknologi yang membantu kita seperti teknologi komunikasi seperti handphone yang memudahkan komunikasi keseluruh penjuru dunia, komputer yang memudahkan dalam pengolahan dan penyimpanan data, alat transportasi seperti mobil, kereta api, dan pesawat yang memudahkan pergerakan manusia dan banyak macam teknologi yang lainnya.

Islam harus mau belajar dengan keras agar dapat menciptakan teknologi, atau harus mampu menguasai teknologi, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan hasilnya baik. UmatIslam tidak boleh malas dalam belajar teknologi sehingga selalu tebelakang.


e. Bekerja Dengan Kelompok

Bekerja dengan kelompok dapat diartikan bahwa melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan bersama-sama dengan orang lain atau beberapa orang lain. Sebagaimana diriwayatkan oleh Salman Al-Farisy:”  Rosulullah SAW pergi bersamaku ke tempat yang telah kugali tanahnya dan aku menunjukan bibit kepada Rosulullah SAW dan Rosulullah SAW lah yang menanamkannya dengan tangannya sendiri sehingga selesai”

Kerja kelompok atau team work dalam era modern dapat dikelompokkan dalam 2 bagian yaitu kerjasama yang sukarela mencakup kerjasama antar orang yang mempunyai tujuan yang sama. Sedangkan kerjasama terpaksa adalah ada kegiatan yang sama antar orang, namun mereka umumnya tidak mempunyai tujuan yang sama. Pada kenyataannya kerjasama yang terpaksa ini kurang berhasil. Kerjasama yang suka rela umumnya relatif berhasil karena mempunyai semangat bersama, dan menimbulkan rasa cinta terhadap pekerjaan.


f. Bekerja Keras

Etos kerja bekerja keras dapat diartikan sebagai bekerja dengan penuh semangat atau penuh motivasi. Manusia merupakan ciptaan Allah yang sempurna, manusia diberikan tubuh yang sempurna lengkap dengan indranya serta kemampuan berpikir. Terkait dengan bekerja keras, berikut firman Allah dan teladan Rosul:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (الانشراح/94: 7)

“ Apabila kamu telah selesai mengerjakan sesuatu urusan atau tugas, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lainnya “ ( QS Al-Insyirah:7 )

“ Ketika kaum kafir quraisy dan para sekutunya dari kabilah arab dan yahudi berkumpul untuk menyerbu Madinah, maka Rosulullah menyuruh umatnya untuk menggali parit. Beliau sendiri ikut serta memecahkan batu dengan memakai linggis dan mengali tanah sampai kelihatan perutnya yang putih, dan beliaupun menutupinya.”

Allah menyuruh kita bekerja keras, apabila suatu urusan selesai, maka kita harus melakukan urusan yang lain. Memulai untuk bekerja keras yang pertama, kita harus menciptakan harapan, yang kedua, mengenal Allah, yang ketiga, tawakal dan ke empat berpikir positif.  


g. Bekerja Sebagai Bentuk Pelayanan

Bekerja sebagai bentuk pelayanan dapat diartiakn kita bekerja sebagai bentuk usaha melayani kebutuhan orang lain. Bekerja sebagai bentuk pelayanan, dikenal dengan Kepuasan Konsumen ( Customer Satisfaction ), Rosulullah SAW berkait dengan bekerja sebagai bentuk pelayanan menyampaikan sabdanya:

“ Tidak ada seseorang Nabi yang tidak mengembalakan kambing”. Ada yang bertanya:” Engkau juga, wahai Rosulullah?”. Beliau menjawab, “ Ya, Aku juga”.

“Ada seorang yang dipuji dalam majelis Rosulullah SAW, dikatakan,” apabila kami naik unta, dia selalu berdzikir kepada Allah sehingga kami turun. Apabila kami turun, dia selalu shalat sehingga kami naik lagi.” Rosulullah SAW bertanya: “ siapa yang memberi makan untanya dan memasak makananya”. Para sahabat menjawab,” kami semua”. Rosulullah SAW berkata, “ kamu semua lebih baik dari padanya.

Hadist diatas menunjukkan bahwa Rosul adalah pengembala “ pemimpin “ dan seorang pemimpin melayani “ gembala “ atau rakyatnya. Bentuk kerja sebagai pelayanan juga lebih utama dibandingkan orang yang hanya beribadah dan berdoa saja. Rosulullah SAW bersabda:

Memulai bekerja dengan melayani  yaitu: kita memandang mulia pekerjaan kita dan kita bekerja dengan niat ikhlas dalam rangka ibadah kepada Allah,kita mengetahui apa keinginan dari yang kita layani, kita harus mengetahui apakah konsumen puas atau tidak terhadap pelayanan kita. Demikian etos kerja dalam Islam yang tidak hanya diucapkan, tetapi sudah dijalankan oleh Rosulullah SAW. Sehingga bagi kita tidak ada contoh lebih baik dari Rosulullah. Oleh sebab itu, kapan kita mencontoh etos Rosul yaitu mulai bekerja secara tuntas,ikhlas, jujur, menggunakan teknologi, bekerja berkelompok, bekerja keras dan bekerja melayani orang lain.  


C. Kesimpulan

Etos kerja dalam Islam yang tidak hanya diucapkan, tetapi sudah dijalankan oleh Rosulullah SAW. Sehingga kita tidak ada contoh lebih baik dari Rosulullah. Oleh sebab itu, kita sebagai umatnya harus senantiasa mulai belajar untuk bekerja secara tuntas, ikhlas, jujur, bekerja keras, dan tentunya selalu berada di jalan yang dirodhoi Allah SWT.
 
 
 
 
 
 
 

Komentar