KOMUNIKASI

 

 

 

MODUL PERKULIAHAN

 

 

 

Kapita SelektaSosial

 

 

 

Pengantar Ilmu Komunikasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fakultas

Program Studi

Tatap Muka

Kode MK

Disusun Oleh

 

 

Ilmu Komunikasi

Public Relations

01

MK10230

Yuni Tresnawatii, S.Sos., M.Ikom

 

Abstract

Kompetensi

 

 

Komunikasi sebagai ilmu yang multidisplin dan bagaimana persepektif ilmu komunikasi

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Perspektif Ilmu Komunikasi sebagai Ilmu multidisiplin

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Perkembangan zaman yang begitu pesat semakin mendorong kecakapan dalam berkomunikasi. Komunikasi yang baik membawa konsekuensi pada peningkatan profesionalisme. Organisasi, baik profit maupun non profit,membutuhkan komunikasi yang intens dan kontinyu untuk mencapai tujuannya.

Komunikasi sendiri tidak lepas dari kehidupan manusia. Tak ada satu hari pun dilalui manusia tanpa komunikasi. Pengertian komunikasi adalah pengiriman informasi dan menciptakan pengertian antara seseorang dengan yang lain sehinggakomunikasi merupakan suatu kegiatan yang mendasar serta memegang peranan penting dalam melakukan kegiatan dalam organisasi khususnya dan kegiatan kehidupan manusia pada umumnya.

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi atau perusahaan, oleh karena itu bagi para pemimpin perusahaan dan para komunikator dalam perusahaan perlu memahami dan menyempurnakan kemampuan berkomunikasi.

Berdasarkan karakteristiknya, maka komunikasi bisa bersifat simbolis. Hal ini didasari, bahwakomunikasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata-kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya. Bahasa verbal yang digunakan untuk keperluan membujuk atau meminta tolong, tentunya akan berbeda dengan bahasa verbal yang digunakan untuk tujuan memerintah atau memaksa. Perbedaannya bukan hanya menyangkut kata-kata yang digunakan, tetapi juga pada pada tekanan nada atau intonasinya.

Selain bahasa verbal, juga ada lambang-lambang yang bersifat nonverbal yang dapat digunakan dalam komunikasi seperti gesture (gerak tangan, kaki, atau bagian tubuh lainnya), warna, sikap duduk, berdiri, dan berbagai bentuk lambang lainnya. Penggunaan lambang-lambang nonverbal ini lazimnya dimaksudkan untuk memperkuat makna pesan yang disampaikan.

Penggunaan lambang nonverbal berupa simbol-simbol sering digunakan oleh perusahaan baik profit maupun nonprofit dalam menciptakan citra perusahaan yang kemudian dapat meningkatkan penjualan

 

 

 

Pengertian Komunikasi

Komunikasi sangat penting bagi perusahaan atau organisasi karena suatu perusahaan atau organisasi yang baik dapat dilihat dari cara mereka melakukan komunikasi. Komunikasi berpengaruh terhadap keberhasilan atau kegagalan atas ide yang disampaikan. Melalui komunikasi, segala kepentingan keinginan dan harapan perusahaan dengan publiknya, baik internal maupun eksternal dapat diketahui.

Komunikasi adalah proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untukbertukar citra melalui simbol-simbol. Tindakan komunikasi dapat dilakukan dalam berbagai macam cara, baik secara verbal ataupun non verbal. Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung. Berbicara secara tatap muka, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada seseorang. Sementara yang termasukkomunikasi secara tidak langsung adalah tindakan komunikasi yang dilakukan tidak secara perorangan tetapi melalui medium atau alat perantara tertentu.Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, film, pertunjukkan kesenian, dan lain-lain.

Adapun para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing-masing diantaranya menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah tingkah laku orang lain.

 

Seperti yang telah diungkap sebelumnya, bahwa komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi juga berfungsi sebagai:

a.
Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita,data, gambar, fakta, dan pesan opini serta komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas.
b.
Sosialisasi,     yakni     menyediakan     sumber     ilmu     pengetahuan     yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya sehingga ia dapat aktifdalam masyarakat.
c.
Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiapmasyarakat jangka pendek maupun jangka    panjang,    mendorong    orang    untuk    menentukan    pilihan    dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu.
d.
Diskusi, yakni menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untukpersetujuan.

 

Pada dasarnya manusia telah melakukan tindakan komunikasi sejak ia lahir ke dunia. Tindakan komunikasi ini terus menerus terjadi selama proses kehidupannya. Dengan demikian komunikasi dapat diibaratkan sebagai urat nadikehidupan manusia. Kita tidak dapat membayangkan bagaimana bentuk dan corakkehidupan manusia di dunia ini seandainya saja jarang atau hampir tidak ada tindakan komunikasi antara satu orang/sekelompok orang dengan orang/kelompok orang lainnya. Komunikasi juga merupakan salah satu fungsi dari kehidupanmanusia.

Fungsi komunikasi dalam kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan apa yang ada dalam benak pikirannya dan perasaan hati nuraninya kepada orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan atau memberitahukan apa yang diketahuinya.

Kata atau istilah komunikasi berasal daricommunicatus dalam bahasa latin yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi, menurut Lexicographer (ahli kamus bahasa), menunjuk pada suatu upaya yangbertujuan berbagi untuk mencapai kebersamaan. Sementara itu, dalam Webster's New Collegiate Dictionary antara lain dijelaskan bahwa komunikasi adalah "suatu proses pertukaran suatu informasi diantara individu melalui sistem lambang-lambang, tanda-tanda atau tingkah laku"

Pengertian Komunikasi secara umum adalah proses saling berbagi dan menggunakan informasi secara bersama dan pertalian antar peserta dalam proses informasi. Pada umumnya komunikasi mempunyai tujuan tertentu, baik dengan pesan-pesan yang informatif maupun persuasif dalam rangka perubahan sikap dan perilaku komunikan. Dengan komunikasi yang komunikatif, maka seseorang dapat mengubah sikap, pendapat, dan perilaku orang lain. Melalui komunikasi seseorang dapat membuat dirinya untuk tidak terasing atau terisolasi dari lingkungan disekitarnya. Melalui komunikasi seseorang dapat mengajarkan ataumemberitahukan apa yang diketahuinya.

Dengan kata lain komunikasi itu sendiri menurut communications dictionary adalah suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima, melalui saluran atau medis. Di mana proses komunikasi itu sendiri dibagi dalam lima unsur pokok, yaitu :

1. Sumber atau Komunikator, adalah pengiriman pesan yang terdiri dari   orang
per orang, kelompok, organisasi, massa, dan Negara.
2. Pesan, dalam komunikasi dapat berupa lambang-lambang simbol, gambar,
perilaku yang verbal maupun non verbal.
3. Penerima   atau   Komunikan,   adalah   orang   yang   menerima   pesan   dari
komunikator atau sumber.
4. Saluran, adalah dengan media apa proses komunikasi itu berlangsung.
5. Efek, adalah akibat dari pesan yang disampaikan oleh komunikator.

 

Strategi Komunikasi

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan politik mamang sudah disadari oleh para pakar komunikasi sejak Aristoteles. Menurut salah satu pakar komunikasi, Carl I. Hovland , komunikasi merupakan upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.

Definisi Carl I. Hovland menunjukkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan saja penyampaian pesan, melainkan juga pembentukan pendapat umum dan sikap publik. Dalam kehidupan sosial dan politik, dua hal tersebutlah yang memiliki peranan penting. Bahkan Carl I. Hovland lebih menegaskan lagi, bahwa komunikasi merupakan proses mengubah perilaku orang lain.

Dalam menyampaikan informasi dapat melalui dua proses komunikasi, yaitu secara primer dan sekunder. Proses komunikasi secara primer merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Sedangkan proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Pada pokok permasalahan diatas bisa kita masukkan sebagai proses komunikasi secara sekunder. Pentingnya peranan media dalam proses komunikasi sekunder dikarenakan memudahkan mencapaian pesan kepada sasaran komunikannya. Oleh karena itu dalam membentuk isi pesan komunikasi, komunikator harus mempertimbangkan ciri-ciri atau sifat-sifat media yang akan digunakan. Penentuan media juga didasari oleh pertimbangan siapa komunikan yang akan dituju. Selain  itu agar komunikasi berjalan efektif harus terdapat kesamaan kerangka berpikir dan bidang pengalaman. Menurut Wilbur Schramm, semakin memiliki kesamaan kerangka berpikir dan bidang pengalaman maka akan semakin efektif.

Demikian pula dengan strategi komunikasi. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka seorang komunikator harus memastikan komunikan dapat memahami pesan yang disampaikan. Setelah dimengerti oleh komunikan, maka selanjutnya penerimaan perlu untuk dikelola. Pada akhirnya kegiatan dapat dimotivasikan. Tidak kalah pentingnya adalah target sasaran yang berkaitan dengan aspek sosiologis, psikologis bahkan ekonomis dan politis.

Dalam menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memikirkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat. Komponen-komponen komunikasi harus dikaitkan dengan faktor pendukung maupun penghambat tadi. Komponen komunikasi yang bisa kita kaitkan adalah :

a.
Sasaran komunikasi
b.
Faktor kerangka referensi
c.
Faktor situasi dan kondisi
d.
Pemilihan media komunikasi
e.
Pengkajian Tujuan pesan Komunikasi
f.
Peranan komunikator dalam komunikasi :
i.
Daya tarik sumber
ii.
Kredibilitas sumber

Penggunaan Bahasa

Penamaan adalah dimensi pertama bahasa dan merupakan basis bahasa, dan pada awalnya hal itu dilakukan manusia sesuka mereka, yang kemudian menjadi konvensi. Untuk mempelajari dunia di sekeliling kita , bahasa menjadi alat yang sangat penting guna memahami lingkungan. Melalui bahasa kita dapat mengetahui sikap, pandangan, dan perilaku suatu bangsa, meskipun kita belum pernah berkunjung ke negara tersebut.

Bahasa mengembangkan pengetahuan, agar kita dapat menerima sesuatu dari luar, dan juga berusaha menggambarkan ide-ide kita kepada orang lain.

Sebagai alat pengikat dan perekat dalam hidup bermasyarakat, bahasa dapat membantu kita menyusun struktur pengetahuan menjadi logis dan mudah diterima orang lain. Bagaimanapun cemerlangnya suatu ide, kalau tidk disusun dalam suatu kata atau kalimat yang teratur, sistematis, dan logis, maka ide tersebut akan menajdi kacau. Bahasa bukan saja membagi pengalaman, tetapi juga membentuk pengalaman itu sendiri. Bahasa yang merupakan komunikasi verbal, sebenarnya porsinya hanyalah 35% dari keseluruhan komunikasi manusia. Bahasa sesungguhnya memiliki keterbatasan, sebagai berikut :

1.
Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek
2.
Kata-kata bersifat ambigu dan kontekstual
3.
Kata-kata mengandung bias budaya

     4.   Pencampuradukan fakta, penafsiran, dan penilaian.

Para politisi adalah kelompok orang yang paling senang mengguankan kata-kata ambigu ketika menyampaikan pesan-pesannya. Mengapa demikian? Karena mereka khawatir jika mereka berbicara secara spesifik atau konkret akan mudah ditebak apa maksudnya, atau mungkin juga karena takut menyinggung perasaan orang lain. Kata-kata yang sering mereka ucapkan misalnya, “demi persatuan dan kesatuan”; demi kepantingan bangsa dan negara”; atau “harus sesuai dengan konstitusi”.

Kata yang sama mungkin memiliki makna yang berbeda bagi orang-orang berbeda, dan makna yang berbeda bagi orang yang sama dalam waktu yang berbeda. Dalam berbahasa, kita sering mencampuradukkan fakta/uraian, penafsiran/dugaan, dan penilaian sehingga dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali mencampuradukkan antara fakta dan dugaan. Banyak peristiwa yang kita anggap fakta, sebenarnya merupakan dugaan yang berdasarkan asumsi atau kemungkinan

 

 

Penggunaan simbol-Simbol

Komunikasi juga dapat digunakan untuk menghadirkan makna tertentu di benak khalayak. Maksud orang berkomunikasi bukanlah mengirimkan pesan semata, tetapi yang lebih esensial adalah hendak menanamkan makna tertentu dalam pikiran penerima. Karenanya pilihan tanda ( sign ) dalam komunikasi menjadi sangat mendasar agar makna yang kita kirimkan dapat dipahami oleh khalayak.

 

Citra

Citra merupakan kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi. Citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas. Setiap peruahaan mempunyai citra. Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya. Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan potensial, bankir, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan terhadap perusahaan. (Katz,1994 dalam Soemirat dan Ardianto)

Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut. Jalaluddin Rakhmat (dalam Soemirat dan Ardianto, 2002: 114) menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif -- pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki --.

Proses pembentukan citra dalam struktur kognitif yang sesuai dengan pengertian sistem komunikasi dijelaskan oleh John S. Nimpoeno, dalam laporan penelitian tentang Tingkah Laku Konsumen, seperti yang dikutip Danasaputra, sebagai berikut:

 

 

 

 

Kognisi

 

 

 

Persepsi               Sikap

 

 

 

Motivasi

Stimulus Rangsang                                                              Respon           Perilaku

 

 

 

                                                                                      Gambar 1.1.

 

 

 

Jenis-jenis citra adalah sebagasi berikut :

1.
Citra bayangan ( mirror Image ), dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya
2.
Citra yang berlaku ( Current Image ), pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi.
3.
Citra harapan ( wish image ), Citra yang diinginkan oleh pihak manajemen.
4.
Citra perusahaan ( corporate image ), citra dari suatu organisasi secara keseluruhan
5.
Citra majemuk ( multiple image ), Citra yang timbul karena banyaknya individu atau unit yang dimiliki perusahaan.

 

 

Komunikasi Periklanan

Komunikasi periklanan tidak hanya menggunakan bahasa sebagai alatnya, teteapi juga alat komunikasi lainnya seperti gambar, warna, dan bunyi. Iklan disampaikan melalui dua saluran media massa, yaitu media cetak dan elektronik. Dalam penelitian ini menekankan pada media elektronik.

Pada dasarnya, lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas verbal dan nonverbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal. Lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan. Kajian sistem tanda juga mencakup objek.  Untuk menganalisa iklan, hal-hal berikut ini perlu dipertimbangkan :

1.
Penanda dan petanda
2.
Gambar, indeks, dan simbol
3.
Fenomena sosiologi
4.
Sifat daya tarik yang dibuat untuk menjual produk ( dalam penelitian ini untuk meraih citra )
5.
Desain dari iklan termasuk tipe perwajahan yang digunakan, warna, dan unsur estetik lainnya
6.
Publikasi yang ditemukan di dalam iklan dan khayalan yang diharapkan oleh publikasi tersebut.

 

 

Perspektif Dalam Ilmu Komunikasi

 

Perspektif memang membatasi pandangan kita, dan kita hanya dapat melihat sesuatu sejauh berada dalam perspektif kita. Sepintas, perspektif itu sama dengan persepsi. Namun Charon (1998 : 8) menyebutkan bahwa perspektif itu bukan persepsi, melainkan pemandu persepsi kita; perspektif mempengaruhi apa yang kita lihat dan bagaimana kita menafsirkan apa yang kita lihat. Perspektif adalah „kacamata‟ yang kita pakai untuk melihat.  Dalam bidang keilmuan – termasuk bidang ilmu komunikasi - perspektif akan mempengaruhi definisi, model atau teori dan mempengaruhi cara kita melakukan penelitian.

 

Perspektif menentukan apa yang dianggap fenomena yang relevan. Oleh karena setiap ilmuwan memandang bidang ilmunya secaraberbeda, ia cenderung menafsirkan fenomena yang sama dengan cara yang berbeda pula.  Oleh karenanya tidak ada pendekatan, sudut pandang atau perspektif yang diterima secara universal, semua interpretasi yang  beranekaragam sama-sama absah. Keragaman perspektif berguna karena hal itu memberikan berbagai perspektif mengenai fenomena yang sama. Perbedaan perspektif ini pada dasarnya merupakan perbedaan penafsiran tentang apa itu realitas.  

 

Meskipun semua perspektif itu berbeda, tidak berarti perspektif yang satu benar dan lainnya keliru. Seperti dikatakan Charon (1998), meskipun para ilmuwan sepakat mengenai suatu perspektif, mereka berbeda pendapat mengenai aspek yang menjadi fokus perhatian, dan akan sulit bagi mereka untuk menentukan tolok ukur dalam menilai perspektif mana yang paling baik atau paling „ilmiah‟ dalam menangkap realitas. Namun, sebenarnya kita tidak perlu berdebat mengenai perspektif mana yang paling baik. Yang penting kita harus menjelaskan aspek-aspek mana dari fenomena yang dapat kita amati lewat perspektif tersebut. Dalam pandangan Tucker et al, penggunaan berbagai perspektif bermanfaat, setidaknya dalam arti bahwa bila hasil-hasil penelitian yang diperoleh berbagai paradigma itu serupa, kita akan lebih yakin akan hasil penelitian tsb.  

 

Meskipun suatu perspektif mungkin lebih mendekati realitas yang dimaksud daripada perspektif lainnya, semua perspektif itu mungkin menangkap setidaknya sebagian dari realitas tsb, yakni menonjolkan aspek-aspek tertentu dan mengabaikan aspek-aspek lainnya. Tidak satu perspektifpun dapat menangkap keseluruhan realitas yang diamati. Jadi, suatu perspektif bersifat terbatas dan mengandung bias, karena hanya memungkinkan manusia melihat satu sisi saja dari realitas „di luar sana‟. Dengan kata lain, tidak ada perspektif yang memungkinkan manusia dapat melihat semua aspek realitas secara simultan. Oleh karena itu, tidak ada seorang ilmuan yang berhak mengklaim bahwa perspektifnya yang benar atau sah, sedangkan perspektif lainnya salah. Bagi ilmuwan sosial, keistimewaan ilmu sosial justru pada keanekaragaman perspektifnya.

 

Apa yang telah dipaparkan diatas memperlihatkan bahwa ilmu komunikasi sebagai bidang yang bersifat multidisipliner; setiap masalah, gejala dan perilaku komunikasi yang sama seringkali bisa dijelaskan dengan cara berbeda-beda, sebagai akibat dari keanekaragaman perspektif, sudut pandang atau pendekatan yang digunakan para ilmuwan tersebut. Tidaklah mungkin untuk menghitung berapa jumlah perspektif untuk menangkap fenomena atau peristiwa komunikasi yang selalu ada dalam kehidupan manusia.  

 

Daftar Pustaka

 

Harry Susanto, Eko “ Komunikasi Manusia : Esensi dan Aplikasi dalam Dinamika

Sosial, Ekonomi Politik”, Penerbit Mitra Wacana Media, 2009

Hamad, Ibnu  “ Komunikasi sebagai Wacana”,  La Tofi Enterprise, Jakarta , 2010

Uchjana effendy, Onong “ Ilmu Komunikasi: Teori dan praktek”, Penerbit PT. Rosda

Karya, Bandung, 1984

......................................, “ Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi”, Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 2003

Rakhmat, Jalaludin “ Teori-Teori Komunikasi”, Penerbit PT. Rosda karya, Bandung

1990

Sendjaja, Djuarsa “ Teori Komunikasi “, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2004

Sobur, Alex “ Semiotika Komunikasi” Penerbit PT. Rosda Karya, Bandung, 2004

 

 

 

Komentar