KONVERSI, OBVERSI DAN SILOGISME


konversi , obversi dan silogisme


1.Konversi

- Konversi adalah suatu bentuk penyimpulan langsung yang didalamnya term subjek dan term predikat dari suatu proposisi yang ada diubah urutannya tanpa mengubah kualitas dan kebenaran proposisiitu. Proses perubahan proposisi itu membuat subjek proposisi asal menjadi predikat proposisi yang baru., dan predikat proposisi asal menjadi subjek proposisi yang baru. Proposisi yang baru, yang merupakan kesimpulan dari proposisi asal itu disebut konversi.
Misalnya, konversi dari “Semua kuda adalah hewan” adalah “Beberapa hewan adalah kuda” . Konversi dari “Tidak ada anjing adalah kucing” adalah “Tidak ada kucing adalah anjing” . Konversi dari “Beberapa ular adalah binatang berbisa” adalah “Beberapa binatang berbisa adalah ular”.


Jenis-Jenis Konversi :

a.Konversi Simple (Konversi Seluruhnya) adalah kualitas term subjek dan term predikat yang diubah posisinya tidak berubah. Hanya proposisi E dan I yang dapat dikonversikan secara simple.

b.Konversi Aksidental (Konversi Sebagian) adalah term subjek dan term predikat yang dikonversikan mengalami perubahan kuantitas ini terjadi ketika A dikonversikan menjadi I dan E di konversikan menjadi O.
Agar konklusi benar, ketentuan berikut harus diperhatikan:
(*) Jika proposisi A dikonversikan, hasilnya ialah proposisi I.
(*) Jika proposisi E dikonversikan, hasilnya ialah proposisi E.
(*) Jika proposisi I dikonversikan, hasilnya ialah proposisi I.
(*) Proposisi O Tidak dapat dikonversikan.

Contoh :
1. Konversi Proposisi A
    Premis       : Semua filsuf adalah manusia (A)
    Konklusi    : Sebagian manusia adalah filsuf (I)
2. Konversi Proposisi E
    Premis       : Tak seorangpun filsuf adalah kera (E)
         Konklusi    : Tak satupun kera adalah filsuf (E) 
3. Konversi Proposisi I
    Premis       : Beberapa anggota ABRI adalah sarjana
    Konklusi    : Beberapa sarjana adalah anggota ABRI
4. Konversi O tidak dapat dikonversikan.

2.Obversi 

merupakan sejenis penarikan konklusi secara langsung yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas sedangkan artinya tetap sama. Dengan perkataan lain, obversi memberikan persamaan dalam bentuk negatif bagi proposisi afirmatif atau persamaan dalam bentuk afirmatif bagi proposisi negatif.
Contoh:      Semua mahasiswa adalah orang-orang intelek. (premis)
Kesimpulan :
1.    Tak ada mahasiswa adalah orang-orang yang tak intelek.
2.    Tak ada yang tak intelek adalah mahasiswa.



3.Silogisme 

adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Macam-macam Silogisme :

a.Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
Contoh:           Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
            Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
            Akasia membutuhkan air (Konklusi)

b.Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik. Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik:
·         Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:           Jika hujan saya naik becak.(mayor)]
Sekarang hujan.(minor)
Saya naik becak (konklusi).

c.Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:           Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor
Nenek Sumi berada di Bandung.
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

d.Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
·Silogisme disyungtif dalam arti sempit
Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. 
Contoh:           Heri jujur atau berbohong.(premis1)

Ternyata Heri berbohong.(premis2)
Ia tidak jujur (konklusi).
·           Silogisme disjungtif dalam arti luas
ilogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif.

Contoh:           Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
Ternyata tidak di rumah.(premis2)
Hasan di pasar (konklusi)

Komentar