MENGENALI POTENSI DIRI

 

 

 

 

MODUL PERKULIAHAN

 

 

ETIK UMB

 

 

 

POKOK BAHASAN :

 

Mengenali Potensi Diri

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Fakultas

Program Studi

Tatap Muka

 Kode MK

                 Disusun Oleh

 

 

Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

02

900004 

                 Islahulben, SE.MM

 

 

 

Abstract

Kompetensi

 

 

Mengenal potensi diri agar dapat menjalankan hidup bermakna

Mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi diri

 

 

 

 

Perbedaan Pekerjaan dan Karir

 

Pekerjaan

Adalah sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokoknya. Dalam kegiatan analisis jabatan, satu pekerjaan dapat diduduki oleh satu orang atau beberapa orang yang tersebar di berbagai tempat

 

Karir

Menurut Gibson (1995:305) karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan

 

Passion (Hasrat)

adalah segala hal yang kita sukai atau minati sedemikian rupa sehingga tidak terpikir untuk tidak melakukannya. Passion adalah segala macam wujud keunikan, keistimewaan yang kita miliki dan rasakan (Suhardono, 2012)

 

Banyak diantara kita tidak mengenal diri sendiri, Sacrotes mengatakan bahwa agar manusia berhasil di dunia, Manusia harus mengenal diri sendiri.

 

Mengapa Kita Harus Mengenal Diri?

Dalam pergaulan kerap ditemui orang yang persepsi tentang dirinya sendiri tidak klop dengan kenyataan. Tapi umumnya orang mengatakan, saya paham betul siapa dirinya.  Semakin tua orang diharapkan semakin matang. Bisa diibaratkan seperti bawang, yang terkelupas kulitnya satu per satu, sehingga tidak perlu membentengi dirinya dengan segala macam kebohongan atau kepura-puraan. Ia tak perlu topeng, sehingga hidupnya lebih enak, lebih ringan, karena menjadi diri sendiri.

Tapi tidak demikian dengan Bu Intan. Ia tak pernah menampilkan diri apa adanya. Wanita pintar berambut lebat ini lebih suka menarik diri dari pergaulan karena tidak bisa berbahasa Inggris. “Dibanding teman-teman, saya bukan apa-apa,” katanya. Ia minder, merasa dirinya tidak pantas diperhitungkan dan tempatnya di belakang, karena tidak pernah bisa berkomunikasi jika ada tamu bule. Maka Bu Intan selalu menyingkir atau pura-pura sakit jika harus bertemu orang dari negara lain.

Padahal teman-temannya tidak pernah menganggapnya remeh. Bu Intan bahkan sangat disukai dan dihormati, karena ia orang yang paling teliti dalam pekerjaan. Ia juga pendengar yang baik, sehingga menjadi tempat curhat teman-temannya.

Sayangnya hal-hal positif itu tidak dianggapnya penting, dan dia lebih menampilkan dirinya sebagai orang yang nilainya lebih rendah. Padahal, banyak orang lain yang tidak bisa bahasa Inggris tetap sukses dalam pekerjaan dan pergaulan.

Ini berkebalikan dengan Pak Badu, sebutlah begitu. Anak muda yang belum lama masuk dunia politik ini, menilai dirinya terlalu besar. Dengan posisi politik dan kedudukannya sebagai anggota DPR, ia mengira bisa mengatur negara dan menentukan ini itu seperti yang diinginkannya. Di hadapan rekan-rekannya dalam suatu acara reuni misalnya, dia bisa berkata, “Oh, gampang itu. Saya akan atur nanti supaya si Itu dilepaskan dari kabinet dan diganti dengan si Ini.”

Dalam acara dengar pendapat dengan seorang penegak hukum yang reputasi, integritas, dan moralnya sangat bagus dia berkata, “Saya ingin menguji Saudara….,” atau bahkan, “Saya ingin menasihati Saudara….”

Mendengar itu semua, teman yang mengenal Pak Badu terheran-heran. “Dia itu siapa, kok, berani-beraninya bicara begitu kepada orang tua yang sangat disegani itu.” Temannya yang lain berkomentar, “Kasihan betul Badu ini, dia sudah tidak kenal lagi siapa dirinya.”

Kenyataan dan Asumsi


Mengapa orang bisa seperti itu? Mengapa harus membohong terus? Mungkin mereka dan bahkan kita sendiri mencoba tampil seperti yang kita kira bagus, tapi sebetulnya tidak sesuai dengan kenyataan diri kita.

 

Lalu, siapa diri kita sebenarnya? Apa yang kita tahu betul tentang diri kita? Apakah kita tahu tentang kelemahan dan kekuatan kita? Dan apa yang kita kira kita tahu tentang diri sendiri itu lantas terbukti atau sesuai dengan kenyataan? Kalau itu kelebihan, apakah orang lain juga mengakuinya? Dan kalau itu kita kira sebagai kekurangan, apakah orang lain juga mengakui itu kekurangan kita?

 

Semakin mendekati jarak antara kenyataan dengan apa yang kita asumsikan tentang diri kita, itu berarti baik karena kita mengenal diri sendiri. Begitu pula sebaliknya. Semakin jauh jarak antara kenyatan dengan apa yang kita perkirakan tentang diri sendiri, artinya buruk sekali pengenalan diri kita.

 

Apa akibatnya jika orang tidak kenal dirinya, sehingga jarak antara asumsi dan kenyataan tentang diri sendiri begitu jauh? Tak bisa lain, orang itu harus terus berusaha mengingkari kenyataan tentang dirinya.  Barangkali dalam kenyataan sehari-hari muncul dan sering kita temui dalam bentuk over compensation, membual, melebih-lebihkan, atau bahkan mengecilkan orang lain untuk meninggikan diri sendiri, berbohong dan seterusnya jika merasa dirinya paling hebat. Ia tidak berpijak pada kenyataan, sehingga dalam bekerja biasanya hanya omong doang.

 

Begitu pula sebaliknya orang yang mengira diri sendiri negatif, akan sangat minder, menarik diri dari pergaulan, mengurung diri, tidak mau melakukan apa pun. “Apalah artinya saya, siapa yang mau mendengarkan saya,” adalah contoh ungkapan yang sering diucapkan orang dengan persepsi diri negatif. Orang ini sebetulnya sangat tertekan pada kelemahan dirinya.


Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah, keduanya tidak sesuai kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis tidak sehat. Orang yang selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar pada diri sendiri.


Solusi


Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela Johari, yang menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.

1.
Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu. Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2.
Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu. Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3.
Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu. Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
4.
Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.


Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan membuat orang lain merasa kasihan.

Kepada orang yang kita kenal dekat, jendela itu harus dibuka semakin besar, juga bila kita ingin bekerjasama dengan orang lain.

Mengenal diri dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh dan waktu yang kita luangkan  untuk melakukannya. Untuk mengenal orang lain, kita mungkin terpisahkan oleh jarak, namun untuk mengenal diri jarak tidak menjadi hambatan. Kita hakikatnya selalu bersama dengan diri kita. Meskipun begitu kenapa tidak sedikit orang yang merasa asing dengan dirinya sendiri sehingga mulai bertanya-tanya siapa saya? dan mengalami krisis identitas.

Tips-Tips untuk dapat mengenal diri kita:

1.
Luangkan waktu untuk diri kita sendiri

Kompleksitas yang kita hadapi pada era modern ini telah banyak sekali menyita waktu kita karena semakin kompleks sebuah permasalahan semakin banyak waktu dan tenaga yang harus kita curahkan. Jangankan waktu untuk diri sendiri, waktu untuk keluarga pun tersita. Namun bukan berarti kita tidak memiliki waktu untuk diri kita sendiri, yang ada adalah kita tidak cukup memilikikeinginan untuk mengenal diri kita. Manfaatkan waktu kesendirian kita untuk merenung dan memikirkan siapa kita, apa yang telah kita lakukan, mengapa kita melakukannya, bagaimana dampaknya terhadap orang lain dan lingkungan. Lakukan saat-saat luang kita seperti setelah sholat, pada saat istirahat makan siang, sore hari atau waktu-waktu luang lainnya. Jadi jangan semua waktu kita dihabiskan untuk berinteraksi dengan dunia luar. Akrablah dengan diri kita sendiri, cobalah berkomunikasi dengan diri kita sendiri sehingga kita tidak menjadi orang asing di tubuh dan jiwa kita sendiri.

2.
Tanyakan pada orang lain (keluarga, teman, guru dan orang-orang di sekitar kita)

Selain merenung dan berkomunikasi dengan diri sendirikita dapat bertanya dengan orang-orang di sekitar kita. Tanyakan mengenai sifat-sifat kita, perilaku kita, pendapat mereka tentang kita dan sebagainya. Karena sangat mungkin orang lain lebih mengenal diri kita dibandingkan diri kita sendiri. Namun sebelum melakukannya, berusahalan untuk berpikiran positifdan bersedia untuk menerima pendapat serta kritikan orang lain sebagai sesuatu yang membangun dan media evaluasi diri.

3.
Catat kejadian-kejadian yang kita alami setiap hari

Untuk poin ini bagi yang suka menulis diary. Karena dengan menulis pengalaman sehari-hari kita, kita dapat membacanya dan merenungkannya di kemudian hari. Di dalam diary selain pengalaman turut tertuang emosi, perasaan dan pikiran kita atas apa yang dialami. Makanya tidak mengherankan para Psikolog dan Psikiater menggunakan diary ini sebagai salah satu sarana untuk mengevaluasi atau menilai kepribadianseseorang.

 

Tipe-Tipe Kepribadian

           Setiap orang dilahirkan dengan sekumpulan karakter kepribadian yang unik, sering kali berbeda antara kakak dan adik. Setiap orang tua akan setuju pada kenyataan bahwa, dari kebanyakan kasus, anak-anak mereka memperlihatkan perbedaan jelas dalam perilaku mereka. Yang satu mungkin sangat penuntut sementara yang lain cukup puas untuk tumbuh dewasa secara tenang. Setiap orang mengetahui bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama. Bukankah kepribadian manusia seunik sidik jari juga??

           Sebagian orang melihat dunia melalui kacamata merah sementara yang lain melihatnya dengan kacamata gelap. Sayangnya, kita tidak dapat mengganti kepribadian seperti kita mengganti kacamata. Kepribadian terdiri dari banyak sisi dan pilihan. Kita hanya dapat memahami kepribadian kita sendiri dengan membuka mata untuk satu pemahaman baru yang menyeluruh mengenai diri kita dan orang lain.

           Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda mudah terkena depresi, santai, formal, hati-hati, atau acuh tak acuh. Karakter kepribadian Anda menentukan apakah Anda pasif atau asertif. Kepribadian Anda adalah apa yang menyebabkan Anda beraksi dan bereaksi dengan cara Anda. Dalam banyak hal kepribadian mengawasi Anda dan merupakan penyebab mengapa Anda berbeda dari orang lain. Kepribadian cenderung kaku, menolak perubahan, dan sangat protektif terhadap diri sendiri dan Anda. Kepribadian menerima Anda sebagai satu-satunya pemimpin dan tidak suka untuk mencoba mengalami serta memahami tipe-tipe kepribadian orang lain. Walaupun kepribadian akan menerima kritik dari Anda, kepribadian Anda tidak akan siap menerima kritik yang tidak diharapkan orang lain. Pada kenyataannya, kepribadian sering akan menyerang jika merasa diancam oleh seorang penyusup.

           Untuk memahami sifat dasar kita, perlu diketahui pengelompokan kepribadian atau watak yang mula - mula ditetapkan oleh Hippocrates. Antara lain :

1.
Tipe Kepribadian Sanguinis

Tipe ini paling baik dalam hal berurusan dengan orang lain secara antusias; menyatakan pemikiran dengan penuh gairah; memperlihatkan perhatian. Kelemahan tipe ini adalah berbicara terlalu banyak; mementingkan diri sendiri; sulit berkonsentrasi; kurang disiplin.

 

2.
Tipe Kepribadian Melankolis

Tipe ini paling baik dalam hal mengurus perincian dan pemikiran secara mendalam, memelihara catatan, bagan dan grafik; menganalisis masyarakat yang terlalu sulit bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah mudah tertekan; menunda - nunda suatu pekerjaan; mempunyai citra diri yang rendah; mengajukan tuntutan yang tidak realistis pada orang lain.

 

3.
Tipe Kepribadian Koleris

Tipe ini paling baik dalam hal pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat; persoalan yang memerlukan tindakan dan pencapaian seketika; bidang-bidang yang menuntut kontrol dan wewenang yang kuat. Kelemahan tipe ini adalah tidak tahu bagaimana cara menangani orang lain; sulit mengakui kesalahan; sulit bersikap sabar; terlalu pekerja keras.

 

4.
Tipe Kepribadian Phlegmatis

           Tipe ini paling baik dalam posisi penengahan dan persatuan; badai yang perlu diredakan; rutinitas yang terus membosankan bagi orang lain. Kelemahan tipe ini adalah kurang antusias; malas; tidak berpendirian; sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih dan gelisah.

           Setelah kita mulai memahami perbedaan-perbedaan dalam watak dasar kita, hal itu menyingkirkan tekanan dari hubungan antar manusia. Kita bisa saling melihat kepada perbedaan lainnya dengan cara yang positif dan tidak berusaha membuat setiap orang jadi seperti kita.

           Kita akan bersenang-senang dengan orang Sanguinis, yang mengeluarkan antusiasme. Kita akan semis dengan orang Melankolis, yang berusaha mengejar kesempurnaan dalam segala hal. Kita akan maju ke depan bersama orang Koleris, yang dilahirkan dengan bakat pemimpin. Kita akan rileks dengan orang Phlegmatis, yang dengan bahagia menerima kehidupan. Seseorang mungkin saja tidak mumi memiliki 1 tipe tertentu, tetapi gabungan antara beberapa tipe namun tetap memiliki sebagian besar/kecenderungan pada 1 tipe tertentu.

Ada 6 tipe kepribadian yang dikaitkan dengan pekerjaan, antara lain :

1.
Tipe Realistik

Orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap tidak begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannya pada orang lain

.

2.
Tipe Investigatif

Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. la merasa membuang waktu dengan masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa bergosip.

 

 

3.
Tipe Artistik

Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang biasa.

 

4.
Tipe Sosial

Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ia mudah tergelincir untuk menjadi penggosip.

 

5.
Tipe Wiraswasta

Orang yang lebih berorientasi pada ‘orang’ daripada gagasan. la mendominasi orang lain untuk mencapai tujuannya. la pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan bernegosiasi. Kemampuan bicaranya sangat diperlukan, biasanya ia menunjukkan sifat bossy dan pemarah di lingkungan kerjanya.

 

6.
Tipe Konvensional

           Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur dengan baik serta memerlukan keletihan. la biasanya tidak suka bekerja dengan ide-ide dan orang lain.

           Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tipe-tipe kepribadian sangat penting manfaatnya dalam berbagai macam situasi. Diantaranya:

Kita dapat lebih memahami orang lain dan mempelajari sejumlah alternatif dalam pola perilaku kita sendiri. Kita dapat mulai memandang kehidupan dari sudut pandang yang lebih luas.
Sebagai sarana penting untuk mengembangkan hubungan dengan keluarga, teman dan mitra kerja.

           Oleh karena itu, marilah kita mulai belajar untuk saling memahami kepribadian - kepribadian yang berbeda, sehingga kita akan senang bisa mengenali pola kepribadian seseorang dan dapat membantu kita dalam hubungan dengan orang lain serta dalam mengantisipasi reaksi orang lain, serta belajar bagaimana caranya menerima bahkan menikmati ciri khas yang membuat kita masing-masing begitu berbeda. Dengan demikian diri kita akan mudah untuk memaafkan dan menerima orang lain apa adanya.

Mengenal Kepribadian Anda: Jadilah yang Positif

Apa yang membuat diri anda begitu istimewa ?

Setiap orang menginginkan kepribadian yang lebih baik. Kita semua dilahirkan dengan ciri khas watak kita sendiri. Setelah kita tahu siapa diri kita maka kita bisa mulai memahami jiwa kita, meningkatkan kepribadian kita dan belajar menyesuaikan diri dengan orang lain. Begitu anda memahami bagaimana cara mengeluarkan apa yang terbaik dari diri Anda maka Anda akan mendapatkan bahwa orang lain juga kelihatan lebih baik. 

Langkah-Langkah Membangun Kepribadian Positif

1.
Terimalah tanggung jawab

     "Tanggung jawab hanya menghampiri orang-orang yang mampu memikulnya," begitu orang bijak selalu berkata. Pada saat seseorang menerima tanggung jawab tambahan, pada dasarnya mereka mempromosikan diri untuk naik kelas.

     Perilaku bertanggung jawab adalah menerima akuntabilitas dan mencerminkan adanya kematangan. Penerimaan tanggung jawab adalah cerminan dari sikap kita dan lingkungan dimana kita berada. Kebanyakan manusia begitu cepat mengklaim telah berbuat bilamana sesuatu berjalan sesuai rencana, namun sangat sedikit manusia yang mau menerima tanggung jawab bila sesuatu berjalan salah. Seorang yang tidak bertanggung jawab tidak perlu diberi tanggung jawab. Perilaku bertanggung jawab harus ditanamkan secara benar sejak masa kanak-kanak. Ia tidak bisa diajarkan tanpa kepedulian.

     Untuk menjadi orang yang bertanggung jawab, maka manusia harus menghentikan kebiasaan suka melempar kesalahan. Manusia yang tidak bertanggung jawab biasanya suka menyalahkan orang tua mereka, guru, genetik, Tuhan, nasib, keberuntungan, dan sebagainya atas kesalahan yang muncul.

 

2.
Penuh Pertimbangan

     Ada sebuah cerita tentang seorang anak laki-laki yang mampir di kedai es krim. Di sebuah meja ia duduk dan bertanya kepada pelayan: "Berapa harga sebuah ice cream cone?" Pelayan itu menjawab: "Lima ribu rupiah." Anak laki-laki itu menghitung uang di kantungnya. Kemudian ia bertanya, berapa harga es krim yang lebih kecil. Si pelayan dengan tidak sabar menjawab, "Tiga ribu rupiah." Lantas si anak itu mengatakan, "Saya pesan es krim yang kecilsaja." Setelah mendapatkan es krim yang dipesan dan membayar, dia pergi. Saat si pelayan mengambil nampan yang sudah kosong, dia tersentuh. Di bawah bukti pembayaran terdapat uang tip Rp 1000. Rupanya, si anak laki-laki tadi memiliki pertimbangan terhadap si pelayan sebelum memesan es krim. Ia menunjukkan adanya sensitivitas dan kepedulian. Dia berpikir tentang orang lain pertama kali ketimbang dirinya.

     Sungguh dunia ini akan sangat indah bila semua orang berpikir seperti si anak kecil tadi. Orang-orang akan menunjukkan adanya pertimbangan, penghormatan, dan kesopanan terhadap orang lain.

 

3.
Berpikir sama-sama menang  

Perilaku lebih lanjut dari sikap penuh pertimbangan membuat setiap orang berpikir dan bertindak dengan prinsip sama-sama menang (win-win). Saat kita melayani pelanggan, keluarga kita, bos perusahaan dn karyawan, saat itulah secara otomatis kita meraih kemenangan. Hasilnya adalah kebahagiaan, kesejahteraan, kegembiraan, dan ketulusan.

 

4.
Pilihlah kata-kata secara hati-hati  

     Orang-orang yang bercerita tentang apa yang disukainya biasanya diakhiri dengan apa yang tidak ia sukai. Tapi cobalah untuk bertindak taktis. Taktik adalah memilih kata-kat secara hati-hati danmengetahui sampai sejauh mana ia sebaiknya diucapkan. Itu juga berarti, mengetahui apa yang harus diucapkan dan apa yang sebaiknya tidak perlu diucapkan. Kata-kata mencerminkan sikap. Ucapan bisa melukai perasan danmenghancurkan hubungan. Lebih banyak jumlah orang yang terluka karena pemilihan kata-kata yang tidak tepat daripada bencana alam.pilihlah apa yang akan anda ucapkan ketimbang mengucapkan apa yang and pilih. Itulah perbedaan antara kebijakan dan kedunguan.

     Pembicaraaan berlebihan tidak berarti komunikasi. Berbicaralah lebih sedikit; berkatalah lebih banyak.

 

5.
Jangan selalu mengkritik dan komplain

     Umumnya kritik bermakna negative, oleh sebab itu orang yang melulu mengkritik tidak baik. Saat irang dikrituk, ia akan menjadi defensive. Tidak berarti kita tidak boleh mengkritik. Kritik haruslah bersifat positif, kritik yang membangun.

     Kritik positif. Apa yang disebut dengan kritik positif? Kritik yang disampaikan dengan semangat penuh utnukmembantu, bukan untuk menjatuhkan. Tawarkan solusi dalam kritik yang anda sampaikan. Kritiklah perilaku bukan pribadi seseorang. Sebab, saat kita mengkritik pribadi seseorang, kita melukai kepercayaan dirinya. Selama tindakan mengkritik tidak menimbulkan kenikmatan kepada pengkritik itu sendiri, hal itu tidak masalah. Tapi, kalau anda merasa nikmat dengan menyampaikan kritik, berhentilah melakukannya.

     Jika anda tidak mau dikritik, itu sama artinya anda tidak berbuat apa-apa, tidak berkata apa-apa atau tidak memiliki apa-apa. Anda akan benar-benar tidak menjadi apa-apa.

     Ketidakmampuan menerima kritik membangun adalah sinyal rendahnya kepercayaan diri. Biasakan untuk menerima kritikan dengan menganggapnya sebagai penyemangat, belajarlah dari kritik, terimalah denagn pikiran terbuka, dan berterima kasihlah kepada orang yang menyampaikan kritik positif. Orang yang memiliki kepercayaan diri tinggi menerima kritik positif untuk menjadi lebih baik, bukan malah menjadi sewot. Persoalannya, manusia lebih suka dipuji,dan merasa kalah bila kemudian dikritik.

     Komplain. Beberapa orang menjadi tukang komplain yang akut. Setiap hari adalah hari yang buruk. Semua serba terlalu, tidak ada yang pas. Mereka bahkan tetap komplain kendati semuanya berjalan baik. Kenapa tabiat suka komplain itu tidak baik? Karena 50% manusia tidak peduli jika anda mendpatkan masalah dan 50% lagi merasa gembira jika anda mendapat masalah. Tidak ada manfaat dari sikap suka komplain. Ia sudah menjadi sifat bawaan. Sama seperti kritik, bukan berarti kita tidak boleh mengkomplain. Komplain pun ada yang bersifat membangun dengan menunjukkan kepedulian dan memberikan kesempatan kedua untuk memperbaiki diri.

 

6.
Tersenyum dan bersikap baik  

     Keriangan mengalir dari orang yang sehat. Sebuah senyuman bias palsu tapi juga bias sangat tulus. Kuncinya bagaimana memiliki senyuman yang tulus. Lebih banyak energi atau tenaga yang dibutuhkan untuk bersikap cemberut ketimbang tersenyum. Senyuman meningkatkan nilai seseorang. Ia cara termurah untuk meningkatkan nilai seseorang. Wajah yang selalu tersenyum selalu disambut hangat. Pokoknya, untuk tersenyum itu tidak butuh biaya, tetapi sebaliknya menghasilkan banyak hal.

 

7.
Terjemahkan secara positif perilaku orang lain  

     Dalam keadaan dimana ketiadaan fakta-fakta memadai, manusia secara inisiatif membuat interpretasi negative terhadap tindakan atau sikap tidak bertindak orang lain. Banyak orang menderita paranoia. Mereka berpikir dunia tidak bersahabat. Itu nggak bener. Dengan memulai secara positif, kita memiliki kesempatan yang lebih baik untuk membangun kepribadian yang menyenangkan dan berujung pada terciptanya hubungan yang baik. Misalnya, sering kita mencoba menghubungi seseorang ke ponsel mereka, maupun dengan mengirim pesan singkat, tetapi tidak kunjung ditelpon balik atau dijawab. Setelah beberapa hari, secara otomatis kita menyimpulkan, orang itu mengabaikan diri kita, tidak peduli, dan sebagainya. Semuanya serba negative.

     Tapi, kita tidak pernah berpikir dengan sikap empati. Bias saja ia sudah berusaha menghubungi balik, tetapi gagal; pesan balasan yang dikirim tidak sampai; dia dalam keadaan darurat; pesan tersebut justru tidak pernah diterimanya. Ada banyak kemungkinan di balik itu.

 

8.
Jadilah pendengar yang baik  

     Apa perasaan anda saat anda ingin didengarkan orang lain, orang tersebut malah lebih banyak menyerocos dengan menyampaikan pikirannya sendiri? Banyak sekali kejadian di mana mereka melakukan interupsi di setiap penggalan ucapan anda, mereka tidak sabar dan langsung saja mengakhiri setiap kalimat yang anda sampaikan, mereka secara fisik ada tetapi secara mental tidak ada, mereka mendengarkan tetapi tidak memperhatikan, mereka membuat kesimpulan yang tidak terkait dengan fakta yang ada.

     Saat semua kejadian di atas terjadi, Anda pasti merasa diingkari keberadaannya, ditolak, dicuekin, tidak penting, kecil, diabaikan, bodoh, tidak berharga, dihina, dan seterusnya. Scenario buruk ini harus diubah total. Jangan ikuti perilaku seperti ini.      Jadilah pendengar yang baik. Anda akan merasa penting, disambut hangat, puas, dipedulikan, hebat, gembira, dan termotivasi bila apa yang anda bicarakan didengarkan orang lain.

     Mau mendengarkan orang lain menunjukkan kepedulian. Saat anda menunjukkan kepedulian kepada orang lain, orang itu akan merasa penting. Saat ia merasa penting, ia akan termotivasi dan lebih mudah menerima ide anda.

 

9.
Bersemangatlah  

     Antusiasme dan sukses adalah dua hal yang saling terkait, tetapi antusiasme harus lebih dulu ada. Antusiasme memunculkan percaya diri, meningkatkan semangat, membangun loyalitas, dan tidak ternilai harganya. Antusiasme itu bersifat menyebar. Anda akan merasa antusias dengan cara orang berbicara, berjalan, atau berjabatan tangan. Antusiasme adalah kebiasaan yang bias diperoleh dan dipraktikkan oleh setiap orang. Hiduplah saat masih merasa hidup. Jangan merasa mati sebelum anda mati betulan. Antusiasme dan hasrat adalah factor utama yang mampu mengubah sesuatu yang bersifat biasa-biasa saja menjadi ekselen. Majalah Human Capital Juni-Juli 2006


 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

Artiningrum, Kurniasih; Nugroho, 2012, Etika Perilaku Profesional Sarjana, Graha Ilmu, Yogayakarta

Srijanti, Purwanto, Artiningrum, 2007, Etika Membangun Sikap Profesionalisme Sarjana, Graha Ilmu, Yogyakarta

Tim Penulis Buku Pendidikan Anti Korupsi (2011), Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jakarta

Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier Hebat,BIP Gramedia, Jakarta

 

Sumber Internet :

http://www.geschool.net/ditaputriliana/blog/post/pengertian-iq-eq-dan-sq

 

 

2013

Etik UMB

Pusat Bahan Ajar dan eLearning

 

 

Islahulben, SE.MM

http://www.mercubuana.ac.id

                            

Komentar