PENDAHULUAN
Bagi orang yang ingin memacu percepatan dirinya, maka tidak bisa tidak waktu adalah kuncinya.Sebab sesungguhnya waktu adalah hidup kita. Ada tiga kelompok orang yang menggunakan waktu, yaitu : Orang sukses, yaitu orang yang menggunakan waktu dengan optimal, salah satu cirinya adalah ia melakukan sesuatu hal yang tidak di minati oleh orang gagal. Orang malang, yaitu orang yang hari-harinya diisi dengan kekecewaan dan selalu memulai sesuatu pada keesokan harinya.Orang hebat, yaitu orang yang bersedia melakukan sesuatu sekarang juga.
Bagi orang hebat tidak ada hari esok, dia berkata bahwa membuang waktu bukan saja kejahatan, tetapi suatu pembunuhan yang kejam.Karena mengetahui dan menyadari akan pentingnya waktu berarti memahami pula nilai hidup dan kehidupan ini. Oleh karena itu, yang pertama dan utama yang harus dilakukan untuk menjadi pribadi unggul adalah pantang menyia-nyiakan waktu.Kita tidak boleh melakukan sesuatu dengan sia-sia, sebab semua yang dilakukan sangat pasti memakan waktu, sedangkan waktu itu sangat berharga.
BAB I
KONSEP SUKSES MENURUT ISLAM
Ada berbagai macam konsep yang menjelaskan tentang pengertian sukses menurut pandangan islam, diantaranya:
Percaya Diri
Lihatlah hidup keseharian kita, seringkali secara sadar atau tidak telah melalaikan waktu. Anehnya tidak jarang setengah mati kita menjaga harta kita supaya tidak hilang dicuri orang, tapi jarang menjaga waktu agar tidak dicuri dengan hal-hal yang sia-sia.
Berapa banyak kita ngobrol sia-sia yang berarti dia telah mencuri waktu kita.Berapa banyak waktu kita untuk nonton TV yang tidak semua acaranya mendidik kita agar lebih berhasil guna dan berdaya guna, dan TV telah mencuri waktu kita.Maka mulai sekarang pantanglah kita menyia-nyiakan waktu tanpa faedah.
Allah berfirman: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang yang khusyu dalam sholatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna”. Artinya sholat yang terpelihara mutunya, khusyu’ namanya, yang dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar menjaga kualitas mutu sholatnya, itulah yang beruntung.
Jadi pastikan waktu yang digunakan hanya diisi untuk memacu dan menempa kemampuan diri.
Sistem yang kita masuki itu akan sangat mempengaruhi percepatan diri kita, salah dalam memilih sistem, memilih lingkungan maka akibatnyapun akan segera kita rasakan.
Maka barang siapa ingin memiliki percepatan diri yang baik untuk menjadi unggul, maka harus bisa mencari sistem dan lingkungan atau teman-teman yang berkualitas.Sistem yang memiliki keunggulan dari standar biasa, lingkungan yang memuliakan perilaku yang terjaga, teman yang memiliki kehalusan budi pekerti yang tinggi.
Apabila kita memasuki dalam sistem seperti ini, maka imbasnya pada diri kita jua. Percepatan kita akan terkontrol untuk menjadi unggul dan bermutu. Lembaga atau organisasi yang memiliki sistem yang unggul, banyak yang telah membuktikan dirinya tampil dalam kehidupan bermasyarakat lebih maju dan lebih bermutu.
Maka kalau ingin memiliki pribadi yang unggul, tangguh dan prestatif, pastikan untuk tidak salah dalam memilih pergaulan. Sebab salah dalam memilih pergaulan lingkungan, salah dalam memilih sistem, berarti telah salah dalam memilih kesuksesan.
Ingatlah pepatah “Bergaul dengan tukang minyak wangi akan kebawa wangi, bergaul dengan pandai besi akan kebawa bau bakaran”.
Dalam setiap kesempatan dan lingkungan, kita harus memiliki naluri berdaya saing positif. Kalau tidak, pasti kita akan berat menghadapi hidup ini. Sebagai contoh: Majalah “Panji” pernah memberitakan bahwa beberapa tahun lagi Universitas-Universitas luar negeri, seperti Oxford, Harvard, UCLA, Stanford dan Universitas beken lainnya, akan masuk ke Indonesia. Kenyataan ini akan membuat miris beberapa perguruan tinggi. Sikap ini nampaknya dipicu oleh kenyataan adanya kesenjangan kualitas Perguruan Tinggi dalam negeri dan Perguruan Tinggi luar negeri.
Bagi Perguruan Tinggi yang tidak memiliki mental berdaya saing positif, akan membuat mereka panik, kalang kabut karena takut kesaingan. Melihat kenyataan yang sama atau lebih darinya, maka akan dianggap sebuah ancaman yang seolah-olah akan menghancurkanya. Namun bagi yang memiliki mental bersaing yang positif, hal itu justru akan di tanggapi dengan senang hati, seolah-olah dia mendapatkansparing partner yang akan memacunya lebih berkualitas lagi. Sebab mereka yang tidak diberi pesaing, kadang-kadang tidak membuat mereka maju.
Pepatah mengatakan bahwa “lebih baik menjadi juara dua di antara juara umum, dari pada jadi juara satu dari yang lemah, atau juara utama dari yang bodoh”.Karena yang terpenting bukan jadi juaranya, tapi bagai mana caranya kita memompa kemampuan optimal dalam menjalani kehidupan. Lebih baik juara dua di antara juara dari pada juara umum di antara yang kalah. Kita janganlah sebel jika melihat orang lain lebih baik dari kita, karena orang-orang yang suka iri hati kepada prestasi orang lain, biasanya tidak akan unggul. Berani bersaing secara sehat dan positif adalah kunci menuju gerbang kesuksesan.
Dalam bersinergi atau berjamaah akan tercermin perbedaan nilai tiap individu, yang kalau kita mampu mengelolanya akan melahirkan team work yang solid, dimana nilai hasilnya akan jauh lebih besar, lebih dahsyat atau lebih unggul dibandingkan kalau dilakukan sendiri-sendiri. Makin besar kekuatan sinerginya dalam setiap kali berinteraksi dengan yang lain, maka akan semakin besar pula kemampuan yang di hasilkan , itulah diantara kunci menjadi unggul.
Jadi kalau ingin menjadi unggul, nikmati hidup berjamaah, karena seorang yang pintar jika bertemu orang yang pintar akan bertambah pintar. Untuk itu berjamaahlah, tapi berjamaah yang positif, karena berjamaah itu ada kalanya saling melemahkan dan saling melumpuhkan. Maka, lakukanlah branch marking (studi banding) ke institusi lain sebagai perbandingan, dan ini sangat penting.
Hal ini agar pemikiran kita terus berkembang tidak mandek atau di situ-situ terus.. Oleh karena itu jangan pernah meremehkan orang lain, setiap bertemu orang harus jadi sarana perubahan dan penambahan wawasan kita.
Tidak bisa tidak, bagi pribadi yang ingin unggul dan prestatif maka dia harus mampu mengendalikan suasana hatinya, karena orang itu tergantung suasana hatinya.Kalau hatinya merasa gembira, maka dia gembira. Kalau hatinya sedang sedih maka sedih pula dirinya, kalau hatinya lagi dongkol, ngambek , maka seperti itulah dirinya. Semua tergantung pada suasana hatinya, maka bagi orang yang tidak mampu mengendalikan/mengelola hatinya akan merasa repot dalam menghadapi hidup ini.
Rosululloh SAW bersabda “ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya, tetapi bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama hati”,(HR. Bukhari – Muslim).
PERLUNYA HIDUP SUKSES
Dalam setiap doa kita sering meminta kepada Allahuntuk menjadi orang yang takwa, berhasil di dunia dan bahagia di akhirat. Meneguhkan kembali hakekat kesuksesan dunia dan akhirat memang perlu di gelorakan untuk umat islam di Indonesia. Kenapa?Nabi adalah pribadi yang sukses, beliau menjadi pemimpin yang amanah dan jujur, beliau menjadi pedagang yang sukses dan menafkahkan hartanya di jalan Allah, dan beliau orang yang berilmu. Inilah teladan bagi umat islam.
Banyak fenomena di Indonesia yang perlu kita perhatikan. Kemiskinan banyak terjadi di Indonesia bahkan mencapai 36 juta jiwa, kebodohan masih banyak di Indonesia yang terlihat dari tingkat pendidikan dimana hampir 60 % berpendidikan SD kebawah, dan banayaknya pemimpin yang tidak amanah dengan banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme.
Bagi kita umat islam, hal tersebut adalah hal yang sangat ironis. Namun demikian, kita sebagai umat islam dan mahasiswa pda khususnya, tidak boleh larut dalam suasana duka. Mari kita mulai berbenah, mari kita jadikan Rosul dalam teladan. Mari kita mulai melaksanakan rukun islam dan iman yang benar, tidak hanya dalam pikiran dan mulut. Mari kita bekerja yang nyata dan menjadi manusia unggul adalah manusia yang sukses di dunia dan di akhirat.
Sukses di dunia dicerminkan dengan tingginya ilmu, cukupnya kekayaan, dan mampu menjadi teladan bagi diri, keluarga dan masyarakat.Sukses di akhirat dicerminkan dalam mencapai kesuksesan dengan jalan yang baik sebagaimana di tentukan Allah SWT, mengamalkan dan mengerjakan ilmu yang diperoleh, membagi sebagian harta di jalan Allah dan menjadi pemimpin yang amanah.
MENJADI MANUSIA TERBAIK
Kita menjadi umat islam, harus selalu menjadi manusia yang terbaik. Menjadi manusia terbaik dapat disamakan dengan bagaimana kita menjadi pribadi yang unggul, unggul dalam ibadah dan unggul pula dalam berusaha dan beramal.
Definisi unggul atau sukses pada dasarnya akan berbeda antara satu budaya dengan budaya lainnya. Dalam budaya Cina, ada 3 syarat yang dibutuhkan untuk menjadi pribadi unggul yaitu: pertama adalah Shio (umur panjang), kedua Hok (harta yang berlimpah), ketiga Lok (kekuasaan yang tinggi). Sementara di Amerika, syarat untuk menjadi pribadi yang unggul adalah Power (kekuasaan), Position (jabatan) dan Property (kekayaan).
Bagi umat islam, bagaimana kriteria atau definisi manusia yang sukses atau unggul?
Pengertian sukses dan unggul di dalam Al qur’an sebagaiAllah SWT berfirman
“sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan penampilan terbaik” (QS At-Tiin:4)
“siapa yang paling baik perkataannya dari seorang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata, ‘sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri (muslim)” (QS Al-Fushshilat:33)
“(Dialah Allah) yang menjadikan mati dan hidup supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang paling baik amalnya. Dia Maha pengampun lagi maha perkasa” (QS Al-mulk :2)
Sebagai rasa syukur kita karena telah diciptakan dengan bentuk yang terbaik, maka kita harus mempunyai penampilan yang terbaik pula
Bagaimana menjadi manusia terbaik? Ada 3 hal yang harus kita perhatikan dalam hal ini yaitu:
CARA MERAIH SUKSES
Manusia yang sukses harus mengolah pikirannya agar selalu berpikir positif, karena ketika kita berpikir positif maka itulah yang akan Allah kirimkan kepada kita. Dan selain berpikir positif, juga diperlukan kekuatan mental karena mental menjadi faktor yang sangat penting untuk mencapai suatu kesuksesan. Karena dalam diri kita terdapat dua bentuk keyakinan, yaitu keyakinan yang menguatkan anda dan sebaliknya, yang tidak menguatkan anda.
BAB II
HAKIKAT MENAFKAHKAN HARTA DI JALANALLAH
Sebagaimana halnya dengan anak pada umumnya, anak yatim adalah juga merupakan bagian dari asset bangsa yang perlu dirawat dan dikembangkan. Kelak mereka akan turut menentukan kelangsungan hiddup bangsa. Anak-anak yatim pun perlu dipenuhi hak dan kebutuhan hidupnya seperti diberi perlindungan, makan dan minum,pakaian,kesehatan,pendidikan,dan lingkungan yang mendukung bagi pertumbuhan dan pengembangan diri.
Bekerja, berusaha atau berwirausaha adalah merupakan bagianyang tak terpisahkan dari hidup dan kehidupan. Kita bekerja sekuat tenaga antara lain untuk mempertahanakan hidup, memiliki harga diri, meningkatkan kualitas hidup serta aktualisasi diri agar tetap maju dan menjadi lebih baik lagi.
Islam tidak menghendaki umatnya hanya berdiam diri dan bermalas-malas, apalagi hanya menjadi beban orang lain. Bekarja dan berusaha adalah bagian dari iman dan taqwa kepada Allah. Agama islam menghendaki agar umatnya rajin bekerja secara professional, serta menjalani hidup ini dengan penuh semangat dalam kerangka beribadah kepada Allah sehingga dapat hidup secara layak, terhormat, bahagia baik rohani, jasmani, dan sosial.
Keutamaan Giat bekerja dan Berusaha:
Pandangan mulianya harta dan hinanya kemiskinan agar umat islam dan mahasiswa pada khususnya terdorong menjadi umat yang sukses. Sukses di dunia dan akhirat. Salah satu ukuran sukses dunia adalah cukupnya harta untuk kehidupan dan amal. Umat Islam tidak perlu takut kaya, dan harus kaya. Kekayaan itu perlu di anggap menjauhkan dari Allah. Kekayaan memang merupakan cobaan, dan apabila kita mencari harta berlebih-lebihan, bahkan menjadi kikir dan bakhil atau menjadi harta dengan jalan yang jahat dan jelek, maka murka Allah akan terjadi dan kita menjadi penghuni neraka.
Pada saat haji. Rukun islam salah satunya adlah ibadah haji. Untuk menunaikan ibadah haji, paling tidak memerlukan biaya yang tidak kecil,Semua umat islam tentunya ingin beribah haji, walaupun ketentuan hanya mereka yang mampu. Tiap umat islam harus mempuyai keinginan untuk menunaikan ibadah haji.
BAB III
KESIMPULAN
Pada kesimpulannya, sebuah kesuksesan didasari oleh berbagai macam faktor seperti halnya kita diharuskan untuk percaya diri, mampu bersinergi dan bekerjasama dengan orang lain, dan memiliki kesadaran untuk menyisihkan harta miliknya untuk disumbangkan atau berbagi dengan sesame manusia yang membutuhkan
subhaanallah, terima kasih
BalasHapus