EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA


EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA

 



A. PENDAHULUAN


Proses lahir dan keberadaan manusia di dunia memang membuktikan kekuasaan Allah Yang Maha Besar. Dibuktikan dengan adanya jutaan sel sperma yang dikeluarkan oleh sang suami dan hanya ada satu yang akan bertahan/masuk ke sel telur istri yang akan dibuahi dan akhirnya menjadi embrio atau calon bayi.  Jadi dapat anda bayangkan, proses awal terbentuknya manusia saja sudah terjadi tingkat kompetisi yang tinggi. Setelah proses pembuahan, maka pada umur 4 bulan dalam kandungan, Allah meniupkan roh dan pada akhir bulan ke-9 maka lahirlah sang bayi manusia. Terkait terjadinya manusia, Allah berfirman:


وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ(الروم : 20)


dan diantara tanda-tanda –Nya inilah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia dan berkembang biak” (QS Ar-Ruum:20).


وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّاقَلِيلًا(الإسراء : 85)


“dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakan roh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (QS Al-Israa:85).


Dari dua ayat di atas terlihat bahwa keberadaan manusia di dunia adalah sebagai tanda kekuasaan Allah yang maha besar. Namun dengan demikian, usaha-usaha manusia untuk melakukan penelitian tentang proses pembentukan manusia juga telah dilakukan, sebagai upaya manusia untuk berpikir.



 

B. TUJUAN PENCIPTAAN MANUSIA


Terlahirnya Manusia ke dunia ini merupakan salah satu tanda kebesaran Allah. Tujuan manusia diciptakan di dunia ini adalah untuk mengabdi kepada Allah. Mengakui keberadaan-Nya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dan dalam melaksanakan kehidupan manusia melaksanakan shalat sebagai bentuk keimanan kepada Allah (hablum minallah) dan berbuat baik terhadap sesama dan alam sebagai bentuk hubungan sosial kemasyarakatan (hablum minannaas).

Terkait dengan tujuan manusia didunia, Allah berfrman :


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ(الذاريات: 56)


dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS Adz-dzaariyaat:56).


Sebagai wujud keimanan, Allah menyatakan bahwa manusia tidak cukup hanya meyakini di dalam hati dan mengucapkan didalam mulut, tetapi manusia harus melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena, manusia yang beriman harus mengerti dan melaksanakan apa isi Al-Qur’an. Manusia beriman juga memperhatikan ciptaan Allah dan mengambil hikmah serta memperlajari dan mengambil manfaat dari segala ciptaan Allah, sebagai iman kita selalu bertambah.


Menjadi Islam yang benar adalah secara konsisten melaksanakan rukun iman dan rukun islam. Dalam surat Al-Bayyinah ayat 7-8, Allah memerintahkan umat Islam untuk mengerjakan amal saleh. Ayat ini sebenarnya merupakan bagian dari keimanan yang berhubungan dengan sesama manusia dan alam sekitar. Terkait dengan tujuan hidup manusia dengan manusia lain dapat di jelaskan sebagai berikut :

1.Tujuan umum adanya manusia didunia

Tujuan manusia diciptakan Allah dan berada di dunia adalah untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Arti kata rahmat adalah karunia, kasih sayang dan belas kasih. Jadi manusia sebagai rahmat adalah manusia diturunkan untuk memberikan kasih sayang dan belas kasih kepada alam semesta. Allah berfirman :

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِين(الأنبياء: 107)

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk rahmat bagi semesta alam” (QS Al-Anbiyaa:107).

2.Tujuan Individu adanya manusia di dunia


Tujuan setiap individu didunia adalah adanya kehidupan yang baik didunia dan di akhirat. Sukses didunia dan bahagia diakherat inilah tujuan setiap orang di dunia. Amal shaleh diwujudkan manusia dalam melakukan perbuatan baik dan menjauhkan dari perbuatan jelek. Allah berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌفَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ  أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَاكَانُوا
يَعْمَلُونَ(النحل: 97) 

Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (QS An-Nahl: 97)

3.Tujuan individu dalam Keluarga

Manusia di dunia tidak hidup sendirian. Manusia diciptakan berpasang-pasangan, maka manusia wajib membentuk keluarga. Tujuan hidup berkeluarga di setiap manusia adalah supaya tentram. Untuk menjadi keluarga yang tentram, Allah memberikan rasa kasih sayang. Jangan sampai antara anggota berkonflik yang menimbulkan kebencian dan kejahatan. Allah SWT berfirman:

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ
لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ(الروم: 21)

“Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].


4.Tujuan individu dalam masyarakat

Setelah hidup berkeluarga, maka manusia mempunyai kebutuhan untuk bermasyarakat. Tujuan hidup bermasyarakat adalah keberkahandalam hidup yang melimpah. Manusia secaraindividu harus dapat mengajak masyarakat hidup untuk memelihara Iman & Takwa, sehingga manusia sebagai makhluk sosial senantiasa dalam memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍمِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا
كَانُوا يَكْسِبُون(الأعراف: 96) 

“ Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS Al-Araaf:96).

5.Tujuan individu dalam bernegara

Kita ingin negara kita menjadi negara yang baik, yaitu negeri yang makmur atau setiap saat mendapatkan rejeki yang cukup dan aman. Oleh karena itu, kita sebagai anak bangsa harus rajin bersyukur. Apabila banyak di antara kita tidak mensyukuri nikmat Allah, atau berkeluh kesah, maka bangsa kita tidak akan terlepas dari bencana. Allah SWT berfirman:

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَنْ يَمِينٍ وَشِمَالٍكُلُوا مِنْ رِزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ  
وَرَبٌّ غَفُورٌ (15) فَأَعْرَضُوا فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِوَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ وَأَثْلٍ 
وَشَيْءٍ مِنْ سِدْرٍ قَلِيلٍ (سبأ: 15-16) 

Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”(15) Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (QS Saba: 15-16).

6.Tujuan individu dalam pergaulan Internasional

Terkait dengan kehidupan antar negara, maka yang penting adalah saling mengenal  dan saling mengetahui. Dengan saling mengenal, maka kita tahu kebutuhan masing-masing, dan apabila saling mengetahui maka kita dapat saling membantu. Kita saling membantu untuk kebaikan, dan kita harus dapat memilih mana yang baik bagi kita dan mana yang buruk. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْشُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ(الحجرات: 13) 

“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan Kami menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa di sisi Allah. “[al-Hujurat:13].

 



C. FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA


Allah SWT berfirman bahwa fungsi dan peran manusia adalah sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi. Allah SWT berfirman:


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةًقَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُنُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ(البقرة: 30)


Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikat:”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata:”Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau”. Rabb berfirman:’Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’ “. (QS.Al-Baqarah:30).


Dalam kamus bahasa indonesia, khalifah berarti pimpinan umat. Menjadi pemimpin adalah fitrah setiap manusia. Namun karena satu dan lain hal, fitrah ini tersembunyi, tercemar bahkan mungkin telah lama hilang. Akibatnya banyak orang yang merasa dirinya bukan pemimpin.


Kepemimpinan adalah suatu amanah yang diberikan Allah yang suatu ketika nanti harus kita pertanggung jawabkan. Anda adalah seorang pemimpin, minimal memimpin diri sendiri. Untuk menumbuhkan kepemimpinan ada tiga hal yang perlu anda ketahui.


Pertamamenyadari bahwa nasib berada di tangan anda sendiri. Andalah yang merupakan sutradara terhadap kehidupan anda.


Kedua,sebagai sutradara anda harus menuliskan sekenario hidup anda. Andalah yang paling tau apa yang penting dan apa yang tidak  penting dalam hidup anda. Disini anda harus memutuskan nilai-nilai yang akan anda jalanin dalam hidup.


Ketiga, menulis sekenario saja tidak cukup. Anda harus menjalankan sekenario anda tersebut.

Kepemimpinan adalah sesuatu yang tumbuh dari dalam, kepemimpinan adalah sikap, tindakan, prilaku, kebiasaan dan karakter kita sendiri. Proses mencapai kepemimpinan tersebut tidak mudah. 

Setiap orang sebenarnya pemimpin, setiap orang dapat mengatur dirinya sendiri. Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar. Untuk membangun kesadaran bahwa setiap kita adalah pemimpin, ada tiga hal yang harus lakukan, yaitu  memahami diri sendiri (self understanding), kesadaran diri (self awareness), dan pengendalian diri (self control).

 


1. Memahami diri sendiri ( self understanding)


Untuk menjadi pemimpin anda harus sadar siapakah diri anda sebenarnya. Pepatah arab mengatakan:


مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ عَرَفَ رَبَّهُ


“siapa yang mengenali dirinya akan mengenal Tuhannya “.


Mengenal diri sendiri adalah dasar dari kecerdasan spiritual (SQ). Untuk itu kita perlu memikirkan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti : siapakah kita, untuk apa kita hidup, dari mana kita berasal, dan kemana kita akan pergi. Pertanyaan–pertanyaan tersebut perlu kita jawab agar kita dapat menghayati kehidupan lebih bermakna. Tanpa mengenali diri kita dengan benar, sulit untuk menemukan makna kehidupan. Hidup adalah sebuah perjalan melingkar, kita memulai perjalanan tersebut dari satu titik dan suatu ketika kita akan tiba kembali ke titik semula.


Dengan demikan hidup adalah sebuah perjalanan untuk kembali. Kembali kepada asal usul merupakan fitrah kita sebagai manusia. Pemahaman ini juga akan melahirkan kesadaran bahwa hidup adalah sementara. Ini akan melahirkan sikap kesederhanaan dan tidak serakah.


a.Kesadaran Diri ( Self Awarness )


Kesadaran diri berarti sadar akan perasaan anda sendiri. Untuk menjadi pemimpin anda harus “melek emosi “. Anda harus dapat mengenali dan mengidentifikasi perasaan apa pun yang sedang anda rasakan. Ini dasar dari kecerdasan emosi ( EQ ).


b.Pengendalian Diri


Pengendalian diri berarti sadar sepenuhnya akan apa ygAnda lakukan. ini adalah Hasil dari kecerdasan emosi (EQ) yang tinggi. Pengendalian diri baru dapat terlihatpada situasi yang sulit dan melibatkan emosi. Orang yang mampu mengendalikan diri tidak akan tergoda untuk makan terlalu banyak melakukan korupsi,memakai narkoba, dan perbuatan apapun yang kelihatannya memberikan kenikmatan jangka pendek. Pengendalian diri juga ditunjukkan oleh keberanian seseorang untuk membuat komitmen dan melaksanakan komitmen tersebut .



 

D. KEUNGGULAN DAN POTENSI MANUSIA


Potensi diri adalah kekuatan dari individu yang masih terpendam di dalam yang dapat diwujudkan menjadi sesuatu kekuatan nyata dalam kehidupan manusia. Potensi diri manusia terdiri dari potensi fisik dan potensi non fisik. Potensi fisik adalah tubuh manusia sebagai sebuah sistem yang paling sempurna bila dibandingkan mahkluk Allah lainnya seperti binatang, malaikat, dan jin. Potensi non fisik adalah hati qolbu, ruh, panca indra dan akal pikiran. Sesuai dengan potensi diri yang telah diberikan Allah kepada manusia, konsekuensinya adalah harus dimanfaatkan diaktualisasikan semaksimal mungkin dalam kehidupannya, agar dapat berguna bagi diri dan lingkungannya.


Secara umum, manusia dilahirkan normal kedunia ini telah dilengkapi dengan otak. Para pisikologi sepakat bahwa otak manusia adalah sumber kekuatan yang luar biasa. Tugas otak tersebut, selain mengendalikan aktifitas fisik bagian-bagian dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, dan sebagainnya, juga berfungsi untuk aktifitas non fisik seperti menghafal, kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika seperti berhitung menganalisis, bahasa, aktivitas imajinasi, intuisi, kreativitas inovasi dan sebagainnya. Tugas otak adalah melahirkan kegiatan-kegiatan yang memerlukan logika, intuisi dan kreativitas. Jadi otak manusia adalah sumber kekuatan untuk menghasilkan karya melalui proses berfikir.


Dengan potensi yang dimilikinya, Allah menyuruh manusia untuk berfikir dan mengelola alam semesta serta memanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemasalahan kesejahteraan hidup manusia. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk merealisikan harapan-harapan,keinginan-keinginan dan mimpi-mimpi kita menjadi kenyataan


a.Gunakan potensi yang kita miliki
b.Perasaan takut gagal
c.Melawan kemungkinan-kemungkinan.
d.Sikap hidup biasa-biasa saja
e.Kurang antusias
f.Menolak perubahan

Selain menggunakan seluruh potensi yang dimiliki seperti pengetahuan, dan keterampilan, kita juga membutuhkan mesin penggerak untuk mencapai tujuanAndaHal yang dapat mendorong tujuan itu adalah:


a.Kebijaksanaan, jika anda ingin menjadikan mimpi menjadikan kenyataan, jangan lupakan kebijaksanaan dalam menjalankan kehidupan. 

b.Semangat juang, kalau anda ingin menjadikan mimpi menjadi kenyataan, jangan lupakan semangat juang dalam menjalankan kehidupan kita, harus semangat, disiplin, tegas, dan memiliki rasa setia kawan.  

c.Kecerdasan, anda ingin menjadikan mimpi menjadi kenyataan, janganlah kita menyombongkan diri walaupun memiliki ilmu yang sangat tinggi, berani, bijak.

 

Disamping itu seluruh nilai-nilai diatas perlu diatas perlu dibingkai dengan sifat-sifat seperti  yang dicontohan nabi muhammad saw antara lain amanah , tabligh , shiddiq dan fathonah ini bisa dijadikan pelajaran. Sesuai dengan hukum Allah bagi seseorang yang telah dewasa, semua amal perbuatannya akan dimintai pertanggung jawabannya, termasuk kegiatan berpikirannya.

 



E. KESIMPULAN


Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “eksistensi martabat manusia” adalah sebagai tanda kekuasaan Allah SWT terhadap hamba-hambaNya, bahwa Dialah yang menciptakan, menghidupkan dan menjaga kehidupan manusia. Dengan demikian, tujuan diciptakannya manusia dalam konteks hubungan manusia dengan Allah SWT adalah dengan mengimani Allah SWT dan memikirkan ciptaan-Nya untuk menambah keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Allah SWT pun berfirman bahwa fungsi dan peranan manusia adalah sebagai khalifah atau pemimpin dimuka bumi.





 

 



Komentar